Apakah Anak Saya Terlambat Bicara?
Speech delay adalah gangguan kesulitan berbicara yang biasanya terjadi pada anak. Anak dengan speech delay dapat mengalami kesulitan bersosialisasi pada masa depan. Namun, kondisi ini dapat dicegah dan ditangani oleh orang tua atau dengan bantuan profesional.
Perkembangan bahasa dan bicara terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan. Periode ini menjadi masa kritis bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan berbicaranya.
Secara umum, berikut tahap perkembangan bahasa seorang anak.
- 0—6 bulan. Anak berkomunikasi melalui suara, seperti tangisan atau teriakan. Anak telah mampu mengenali ekspresi wajah dan nada suara.
- 6—9 bulan. Anak belajar mengoceh. Di sini, otot mulut dan gigi mulai tumbuh. Hal ini mempersiapkan anak ke tahap selanjutnya. Anak juga akan menoleh saat namanya dipanggil.
- 9—18 bulan. Kata pertama biasa muncul pada periode ini. Anak mampu mengucapkan satu kata untuk menggambarkan sesuatu. Misalnya, “Mama” atau “Papa”.
- 18—24 bulan. Anak mampu mengucapkan kalimat dua kata yang memiliki beberapa arti. Kalimat pertama anak biasanya berhubungan dengan peristiwa, benda, orang, atau aktivitas sehari-hari. Contohnya, “Mama minum” atau “Ini bonekaku”.
- 24—30 bulan. Anak dapat mengucapkan kalimat yang memiliki arti meskipun belum dengan tata bahasa yang tepat. Anak juga mampu memahami petunjuk dasar.
- Di atas 30 bulan. Anak mampu menyampaikan kalimat yang lebih kompleks, bahkan ide-ide dengan lebih baik.
Faktanya, tidak semua anak menunjukkan ciri perkembangan di atas.
Perhatikan ilustrasi berikut.
Bu Dina bercerita bahwa anaknya yang berusia tiga tahun masih belum lancar bicara. Hanya bisa mengucapkan “papa” dan “mama”. Saat meminta sesuatu, anaknya hanya bisa menunjuk, menangis, atau memanggil dia dan suaminya. Bu Dina khawatir dengan kondisi anaknya. Apalagi, saat ia bercerita dengan ibu-ibu lain, mereka malah menceritakan anak-anaknya yang sudah lancar bicara saat seusia anaknya.
Anak Bu Dina berusia tiga tahun, tetapi belum lancar bicara ini dijelaskan dengan speech delay.
Apa itu speech delay?
Speech delay adalah keterlambatan kemampuan bicara yang tidak sesuai dengan usia anak. Anak didiagnosis speech delay ketika dinilai tidak memenuhi kriteria sesuai tahap perkembangan bahasa di atas.
Ada berbagai hal yang menyebabkan speech delay. Misalnya, gangguan pendengaran, masalah pada mulut, lidah, atau langit-langit mulut. Seorang anak yang memiliki gangguan pendengaran tidak mampu mendengar dengan baik dan memahami pembicaraan. Akibatnya, anak tidak mampu memahami kata-kata atau menirukannya.
Lingkungan berperan penting dalam perkembangan berbicara dan berbahasa anak. Anak yang diabaikan, jarang diajak berkomunikasi, dan kurang mendapatkan stimulasi sangat mungkin mengalami speech delay. Selain itu, anak yang mengalami beberapa kondisi medis tertentu, seperti autisme, cerebral palsy, ADHD, lahir prematur biasanya menunjukkan kondisi keterlambatan berbicara.
Waspadai gejala speech delay
Segera hubungi dokter jika anak Anda pada usia:
- 12 bulan: tidak mampu menggunakan isyarat, seperti menunjuk atau melambaikan tangan.
- 18 bulan: lebih sering menggunakan isyarat daripada berbicara.
- 24 bulan:, hanya dapat meniru ucapan, tapi tidak mampu mengucapkan kata dengan spontan dan sulit mengikuti petunjuk.
- Sejak lahir hingga saat ini, tidak merespons suara dan tidak berminat berinteraksi dengan orang lain.
Orang tua sebaiknya mengacu pada tahapan perkembangan anak untuk menilai kondisi anak. Misalnya, apakah anak menunjukkan kriteria tertentu yang berbeda dari ciri perkembangan atau anak sebayanya?
Namun, anak yang terlambat bicara belum tentu mengalami speech delay, ya. Beberapa anak mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai berbicara. Orang tua tetap perlu waspada.
Perlu diperhatikan!
- Orang tua atau pengasuh harus bisa memahami 50% ucapan anak saat anak berusia 2 tahun dan 75% saat anak berusia 3 tahun.
- Pada usia 4 tahun, kata-kata dan pesan yang disampaikan anak seharusnya dapat dipahami orang terdekat atau orang yang tidak dikenal.
Bagaimana mencegah speech delay?
1. Bicaralah kepada anak sesering mungkin
Bahasa merupakan tindakan sosial. Artinya, butuh interaksi untuk berbahasa. Memberikan gawai untuk belajar kosakata melalui video merupakan cara yang kurang tepat. Bukan video yang salah. Namun, kurangnya interaksi sosial menghambat pembelajaran.
Gunakan kata-kata yang akan didengar dalam kehidupan nyata. Kurangi penggunaan bahasa bayi. Kata yang dibuat-buat akan membingungkan anak saat mulai berbicara. Misal, gunakan kata “susu” daripada “mimik” atau “cucu”.
2. Lakukan aktivitas bersama
Lakukan aktivitas yang merangsang kemampuan berbahasa anak, seperti membaca buku dan bernyanyi.
Kedua aktivitas ini dapat digunakan untuk memperkenalkan kata-kata dan struktur kalimat kepada anak. Bacalah dengan keras agar anak mendengar bunyi kata. Libatkan mereka juga untuk membaca. Lakukan kegiatan ini secara rutin.
Selalu berikan respons saat berkomunikasi. Anak akan menilai positif respons tersebut sehingga ia akan mengulanginya kembali.
3. Beri kesempatan kepada anak
Untuk melatih kemampuan bicara, beri kesempatan anak mengalami aktivitas berkomunikasi. Misalnya, saat anak ditanya, biarkan ia menjawab. Pada momen tertentu, saat orang tua menyadari anak membutuhkan sesuatu, biarkan ia menyampaikannya.
4. Hindari kebisingan
Jika berbicara dengan anak, matikan TV, pemutar musik, atau hal-hal lain yang membuat anak kesulitan menyaring siapa yang berbicara. Penting untuk memastikan semua suara yang didengar anak bermakna.
Speech delay dapat disembuhkan sesuai penyebab dan kondisi anak. Idealnya, sebelum anak berusia 4 tahun. Jika terlambat, anak mungkin mengalami kesulitan selama sesi terapi dan pulih lebih lama.
Beberapa anak dapat ditangani sendiri oleh orang tua. Namun, ada anak-anak yang membutuhkan bantuan profesional.