Yuk, Ketahui Manfaat Donor Darah
Pernah nonton Scream? Yup. Film horor Amerika yang tahun ini merilis seri ke-6, Scream VI. Nama besar Scream rupanya tidak membuat pemeran utamanya, Neve Campbell, kembali dalam seri ke-6 ini. Neve kini sibuk berkampanye bersama Palang Merah Amerika untuk mendorong lebih banyak orang menjadi pendonor darah, bukan hanya menikmati pertumpahan darah dalam film-nya.
“Tawaran yang diberikan kepada saya tidak sebanding dengan nilai yang saya bawa ke waralaba ini,” ungkap Neve. Dalam suatu kampanye singkat, ia pun menuturkan, “Sekitar 50% orang Amerika suka menonton pertumpahan darah di film horor. Tapi, hanya 3% saja yang mau menyumbangkan darah.” Neve mengharapkan ada lebih banyak pendonor darah di Amerika.
Bagaimana dengan Indonesia? Dilansir dari Mediakom Kemkes RI, PMI telah memenuhi 85% kebutuhan darah nasional pada 2021. Meski begitu, kebutuhan darah akan terus meningkat.
Mengenal donor darah
Frasa “donor darah” mengundang banyak pertanyaan seperti berikut.
- Siapa yang boleh mendonorkan darah?
Jika Anda berusia 17 tahun atau lebih. Sehat fisik. Memiliki berat tubuh minimum 50 kg.
- Apakah donor darah sakit?
Meski ukuran jarumnya lebih besar, rasanya tak sesakit yang kita bayangkan. Hanya mirip sengatan kecil, saat jarum pertama kali dimasukkan. Dalam posisi tepat, keluarnya darah tidak akan terasa.
- Berapa lama dan berapa banyak darah yang diambil?
Pengambilan darah butuh waktu sekitar 10–15 menit. Kalau seluruh prosesnya, antara 45—90 menit. Darah yang diambil biasanya hanya 1 pint (setara 473 ml).
- Adakah risiko tertular penyakit saat proses donor?
Tidak. Setiap peralatan disterilisasi dan dikemas sebelum digunakan. Peralatan juga hanya digunakan satu kali.
- Apa yang perlu disiapkan?
Minum banyak air putih. Mengonsumsi makanan kaya zat besi. Hindari makanan berlemak. Jangan lakukan donor dengan perut kosong.
Efek donor darah
Dari segi moralitas, mendonorkan darah sangatlah terpuji. Satu pint darah dapat menyelamatkan lebih dari satu nyawa. Meski begitu, tidak semua orang bersedia melakukannya.
Penyebabnya mungkin karena donor darah menimbulkan hal-hal berikut:
- Memar. Terjadi karena jarum menusuk pembuluh darah dalam waktu relatif lama. Memar biasanya terjadi di sekitar bekas tusukan, dan ukurannya relatif kecil. Untuk mengatasinya, kompres area memar dengan kain dingin selama beberapa menit.
- Pendarahan kecil. Petugas biasanya memasang perban pada bekas tusukan. Lalu, meminta Anda menahannya beberapa menit hingga luka tertutup. Jika pendarahan masih terjadi, angkatlah lengan ke atas jantung selama 3—5 menit. Jika tidak berhenti juga, hubungi dokter.
- Pusing, pening, dan mual. Ketiga hal ini dapat menjadi efek samping mendonorkan darah. Karena itu, setelah pengambilan darah, petugas biasanya memberikan makanan atau minuman bernutrisi. Manfaatkan waktu istirahat dengan mengonsumsi makanan dan minuman itu.
- Sakit. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, proses donor darah umumnya tidak sesakit yang Anda bayangkan. Ketidaknyamanan umumnya hanya dirasakan pada saat awal jarum masuk, dan saat pengeluaran jarum dari pembuluh darah. Jika bekas suntikan jarum masih terasa nyeri, minumlah pereda nyeri yang disarankan petugas.
- Lemas. Ini juga dapat menjadi salah satu efek samping donor darah. Karena itu, petugas biasanya menyarankan Anda menghindari aktivitas fisik berat setelah donor. Anda perlu istirahat untuk memulihkan tenaga.
Nah, apakah Anda jadi ragu mendonorkan darah? Hmm. Mungkin Anda belum mendengar manfaat luar biasa di baliknya.
Manfaat donor darah
Donor darah tak hanya bermanfaat bagi resipien (penerima donor), tapi juga pendonor. Apalagi jika rutin dilakukan. Menurut Armed Services Blood Program (ASBP), laki-laki bisa mendonorkan darah tiap dua bulan sekali, sedangkan perempuan tiap tiga bulan sekali.
Berikut beberapa manfaat donor darah bagi pendonor:
1. Mendeteksi penyakit secara gratis
Donor darah umumnya gratis. Sebelum darah diambil, calon pendonor harus menjalani serangkaian tes, seperti tes darah. Melalui tes inilah kita bisa mengetahui apakah ada penyakit serius. Misalnya, HIV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria. Jika ada, kita dapat segera melakukan tindakan. Namun penting untuk diketahui, meskipun skrining awal meliputi tes untuk beberapa penyakit, ini tidak menggantikan pemeriksaan kesehatan rutin dengan penyedia layanan kesehatan.
2. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Rutin donor darah dapat membantu menurunkan kekentalan darah. Alhasil, hal ini dapat menurunkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
3. Membantu menurunkan berat badan
Orang dewasa membakar 650 kalori saat mendonorkan 1 pint darahnya. Jika donor darah dilakukan secara rutin, misi menurunkan berat badan pun sangat terbantu.
4. Meningkatkan produksi darah
Donor darah dapat memicu tubuh memproduksi sel darah baru. Sel darah baru dapat bekerja lebih efektif mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
5. Meningkatkan emosi positif
Mendonorkan darah sama dengan membantu sesama. Sikap altruisme ini mampu meningkatkan perasaan positif. Membuat seseorang merasa senang, meningkatkan keterikatan antarsesama, hingga memicu rasa ingin membantu lebih banyak lagi.
Sampai di sini, apakah minat Anda mendonorkan darah secara rutin naik pesat? Jika ya, selamat! Anda bisa mendonorkan darah melalui PMI (palang merah Indonesia), unit-unit donor darah, atau di tempat publik yang menyelenggarakan kegiatan donor darah.
Seperti tagline PMI, Kita Sehat Mereka Selamat, setitik darah memang sangat berarti. Tak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga menentramkan jiwa. Yuk, donor darah!
Jika Anda memiliki pertanyaan terkait donor darah, klik WhatsApp.