Waspada Malaria: Penyakit Lama yang Masih Mengintai

Indonesia termasuk salah satu negara endemis malaria. Berdasarkan data Situasi Malaria Terkini Indonesia 2022, tercatat ada 443.530 kasus malaria, dan 89% di antaranya berasal dari Provinsi Papua.
Malaria adalah penyakit menular yang serius, dan tak hanya terjadi di Indonesia. Lebih dari 50.000 wisatawan dunia pernah terserang malaria saat bepergian ke negara-negara endemis, seperti sebagian besar wilayah Amerika Tengah dan Selatan, Haiti, Republik Dominika, Afrika, India, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah.
Bukan menular lewat batuk—ini cara malaria menyebar
Tidak seperti flu atau batuk yang bisa menyebar langsung dari satu orang ke orang lain, malaria disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Saat nyamuk ini menggigit seseorang yang sudah terinfeksi, ia akan membawa parasit di dalam tubuhnya. Sekitar satu minggu kemudian, parasit tersebut berpindah ke air liur nyamuk dan siap “ditransfer” ke manusia berikutnya yang digigit.
Begitu masuk ke dalam tubuh manusia, parasit menuju ke hati dan berkembang biak. Setelah itu, mereka masuk ke aliran darah, menginfeksi dan menghancurkan sel darah merah—proses inilah yang menimbulkan gejala khas malaria, seperti demam, menggigil, dan berkeringat yang disebut Trias Malaria.
Nyamuk Anopheles biasanya aktif menggigit di malam hari, terutama saat senja (pukul 17.00–19.00) hingga fajar (pukul 05.00–06.00).
Meskipun penularan utama malaria adalah melalui gigitan nyamuk, ada juga beberapa jalur penularan lain yang jarang terjadi, tapi tetap perlu diwaspadai.
Misalnya melalui transfusi darah, donor organ, pemakaian jarum suntik secara bergantian, atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan atau persalinan.
Nah, perlu diketahui juga bahwa ada beberapa jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, dan masing-masing punya karakteristik yang berbeda:
- Plasmodium vivax
Jenis ini cenderung menimbulkan gejala yang lebih ringan, tapi parasitnya bisa “bersembunyi” di hati selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sebelum aktif kembali dan menyebabkan kekambuhan. - Plasmodium ovale
Infeksinya tidak terlalu berbahaya, tapi tetap perlu diobati. Sama seperti P. vivax, parasit ini juga bisa berdiam di hati dan menyebabkan kambuh. Salah satu dampaknya adalah anemia. - Plasmodium malariae
Gejala malaria akibat parasit ini biasanya muncul dalam jangka waktu lama setelah infeksi awal. Infeksinya bisa menjadi kronis dan menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal. - Plasmodium falciparum
Inilah jenis yang paling berbahaya. P. falciparum dapat menimbulkan komplikasi berat, seperti kejang, koma, bahkan kematian. Jenis ini bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kematian akibat malaria di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, dua jenis parasit yang paling banyak ditemukan adalah Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.
Gejala malaria: tidak selalu langsung terlihat

Gejala biasanya muncul 1 hingga 4 minggu setelah tergigit nyamuk, tapi bisa juga baru terasa hingga 12 bulan kemudian—terutama jika disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- demam dan menggigil;
- mual dan muntah;
- nyeri otot;
- sakit kepala;
- kelelahan;
- anemia;
- kulit dan mata menguning (jaundice).
Jika tidak segera diobati, malaria bisa berkembang menjadi kondisi yang sangat serius dan bahkan berakibat fatal.
Baru pulang dari daerah endemis? Segera periksa
Kalau Anda baru saja melakukan perjalanan ke daerah endemik dan mengalami gejala mencurigakan, beri tahu dokter. Diagnosis malaria biasanya melibatkan beberapa pemeriksaan:
- Pemeriksaan mikroskopik apusan darah: Tes paling akurat untuk mendeteksi parasit dan mengetahui jenis Plasmodium yang menginfeksi.
- Tes diagnostik cepat (RDT): Bisa mendeteksi infeksi malaria dengan cepat lewat antigen, meski tidak selalu bisa mengidentifikasi spesies atau jumlah parasit secara akurat.
- Tes molekuler (PCR): Membantu mengonfirmasi jenis parasit secara lebih detail, terutama setelah hasil apusan darah atau RDT.
- Tes antibodi: Menunjukkan apakah Anda pernah terinfeksi malaria di masa lalu.
Cara efektif mencegah malaria

Kalau Anda berencana pergi ke wilayah endemis, ada beberapa langkah penting untuk melindungi diri:
- Gunakan pakaian tertutup: Pilih baju berlengan panjang, celana panjang, dan topi. Semprotkan permethrin ke pakaian untuk perlindungan tambahan.
- Gunakan losion anti nyamuk: Oleskan secara merata, terutama saat senja dan malam hari.
- Tidur dengan kelambu: Jika tak ada kasa di jendela atau pintu, gunakan kelambu yang disemprot insektisida.
- Gunakan obat pencegahan: Apabila Anda akan melakukan perjalanan ke daerah endemis malaria, konsumsi obat pencegahan malaria. Lakukan konsultasi dengan dokter terkait pilihan obat, seperti klorokuin, primakuin, atau Malarone. Obat harus diminum sebelum, selama, dan setelah perjalanan.
- Hindari bepergian saat hamil: Malaria saat kehamilan bisa menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, atau berat lahir rendah.
Pencegahan penyakit malaria meliputi cara-cara untuk mengendalikan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, menghentikan nyamuk menggigit manusia, membunuh nyamuk dewasa, dan membersihkan parasit malaria dalam tubuh sebelum menyebabkan malaria.
Selain itu, di lingkungan tempat tinggal, Anda juga bisa berperan dengan melakukan 3M Plus:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat-rapat wadah air
- Mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air
- Menabur abate untuk membunuh jentik nyamuk
Vaksin Malaria
Kini vaksin Malaria sudah tersedia dan bisa diberikan sebanyak empat dosis, dimulai sejak usia 5 bulan. Prioritas pemberian vaksin ini adalah anak-anak yang tinggal di daerah endemik tinggi, seperti Papua.
Vaksin ini diharapkan bisa menjadi salah satu pilar dalam upaya eliminasi malaria secara nasional.