Rabies: Kematian dari Satu Gigitan Kecil

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni
Rabies: Kematian dari Satu Gigitan Kecil
Rabies: Kematian dari Satu Gigitan Kecil

“Sepanjang 2023, 47 orang meninggal akibat rabies.” – Data Kemenkes RI 2023. Di Indonesia, angka kematian akibat rabies mencapai hampir 100%. Indonesia darurat rabies?

Sepanjang Januari hingga Juni 2023, kasus rabies di Indonesia meningkat tajam. Rabies bukanlah kasus baru. Sejak lama sudah ada. Namun, kembali mencuat saat seorang anak di NTT meninggal dunia setelah digigit anjing yang diketahui mengidap rabies.


Kejadian serupa merambah ke Provinsi Bali. Ada 300 kasus rabies dan empat di antaranya meninggal. Karena itu, Bali menempati peringkat pertama kasus rabies terbanyak di Indonesia.


Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 8 provinsi yang dinyatakan bebas dari kasus rabies, yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, dan Papua.


Dari berbagai kejadian rabies, 95% disebabkan oleh anjing yang terinfeksi virus rabies. Selain anjing, kucing, kera, kelelawar, musang, bahkan kelinci dapat mengakibatkan rabies meskipun persentasenya jauh lebih kecil dibandingkan anjing.


Virus rabies merupakan anggota genus Lyssavirus. Virus ini berada di sekitar mulut, khususnya pada air liur. Melalui gigitan, cakaran atau jilatan pada luka di kulit, virus tersebut menembus kulit.


Virus juga dapat berkontak langsung pada mukosa tubuh, seperti mata, mulut dan luka terbuka, serta masuk ke tubuh manusia dan berakhir di otak atau sistem saraf pusat. Inilah yang menyebabkan kematian (fatality) pada kasus rabies mencapai 100%. Kasus rabies dengan non-gigitan jarang terjadi.


Lalu, bagaimana penularannya? Rabies dapat ditularkan melalui tiga cara, yaitu antarhewan, hewan ke manusia, dan pada kasus yang secara teori dapat terjadi namun belum terkonfirmasi, yaitu dari manusia ke manusia.


Hewan apa saja yang dapat menyebabkan rabies? Kasus terbanyak berasal dari anjing dan kucing yang belum divaksinasi, serta hewan ternak dan kuda.


Di Australia dan Eropa Barat, rabies yang ditularkan oleh kelelawar menjadi penyakit infeksi emerging. Selain itu, rakun, sigung, rubah, dan hewan liar lainnya juga dapat menyebabkan rabies meskipun kasusnya jarang.



Apa saja gejala rabies pada manusia?


1. Masa inkubasi

Terjadi 30—90 hari setelah terinfeksi.


2. Fase prodromal di mana gejala mulai muncul (2—10 hari)

Pada fase ini, penderita menunjukkan gejala-gejala, seperti demam, badan lemas dan lesu, tidak ada nafsu makan, insomnia, sakit kepala hebat, sakit tenggorokan, dan nyeri.


3. Fase neurologis akut (2—10 hari)

Penderita merasakan gejala-gejala, seperti rasa panas atau kesemutan pada bekas gigitan, cemas, dan mulai muncul fobia, seperti hidrofobia, aerofobia, atau fotofobia.


4. Koma dan kematian

Setelah mengalami berbagai gejala tersebut, korban biasanya tak terselamatkan.


Karena itu, setelah digigit oleh hewan-hewan tersebut, jangan tunda melakukan hal berikut.


  1. Cuci bekas gigitan dengan sabun atau deterjen dalam air mengalir dan menggosok jaringan dengan benda asing atau debris yang lengket pada kulit minimal selama 15 menit.

  2. Beri antiseptik, seperti iodine ke area luka. Ingat, jangan menutup lukanya sampai serum anti rabies (SAR) atau rabies immunoglobulin (RIG) telah diberikan. Selanjutnya, bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksinasi antirabies (VAR) atau serum anti rabies (SAR).

Idealnya dalam waktu 24—48 jam setelah paparan. Jika pernah mendapatkan vaksinasi rabies, Anda memerlukan 2 dosis yaitu pada hari 0 dan 7 hari setelah suntikan pertama.


Namun, jika belum pernah mendapat vaksinasi, Anda memerlukan 4 dosis yaitu pada hari ke- 0, 3, 7, dan 14. Anda juga memerlukan suntikan imunoglobulin rabies (antibodi rabies) saat mendapatkan dosis pertama vaksin.


Saat pemeriksaan, dokter akan melihat luka dari intensitas keparahannya.


  • Rendah: jilatan atau sentuhan di kulit.
  • Sedang: gigitan atau cakaran, tetapi tidak menimbulkan luka.
  • Tinggi: gigitan, jilatan, atau cakaran yang mengakibatkan luka terbuka dan pendarahan.

Setelah mendeteksi kategori luka, dokter melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan serangkaian tes:


  1. Tes antibodi untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh melawan virus.
  2. CT Scan atau MRI untuk mendeteksi apakah ada peradangan otak akibat virus.
  3. Biopsi. Dilakukan apabila ada luka terbuka.
  4. Kultur virus rabies atau PCR. Tindakan ini untuk mendeteksi apakah ada air liur hewan pada luka.

Sebagian besar kejadian meninggal terjadi karena keterlambatan membawa korban gigitan ke fasilitas kesehatan. Terutama pada penderita yang merasa hanya mendapat gigitan kecil dan tidak berdarah. 


Korban baru dibawa setelah satu bulan atau saat menunjukkan gejala. Padahal, bila diobati sejak dini dan dilakukan vaksinasi antirabies, korban kemungkinan bisa diselamatkan.



Tanda hewan rabies




Sementara, hewan yang terkena rabies menunjukkan gejala-gejala, seperti menjadi ganas, tidak menuruti perintah pemiliknya, tidak mampu menelan, lumpuh, mulut terbuka dan keluar air liur berlebihan, suka bersembunyi di tempat sejuk dan gelap, ekor dilengkungkan di bawah perut di antara kedua paha, kejang-kejang, dan akhirnya mati.


Namun, pada rabies asimtomatik, hewan bisa tiba-tiba mati.



Bagaimana mencegahnya?




Jangan panik ya …. Rabies dapat dicegah dengan memvaksin hewan peliharaan. Jika Anda memiliki hewan peliharaan, lakukan vaksinasi setahun sekali. Jangan biarkan hewan kesayangan Anda berkeliaran.


Gigitan dari hewan liar lain, juga bisa menyebabkan peliharaan Anda terinfeksi. Bila anjing atau kucing Anda mengalami perubahan perilaku ekstrem, segera bawa ke dokter hewan.


Vaksinasi adalah langkah penting pengendalian rabies. Hindari melakukan tindakan brutal, seperti menyiksa atau membunuhnya.


Rabies adalah penyakit serius yang hampir selalu berakibat fatal. Namun, ini sepenuhnya dapat dicegah jika Anda segera dirawat. Jika pernah digigit hewan atau menduga Anda terkena rabies, segera kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk mendapat perawatan lebih lanjut dan vaksinasi.

ReferensiGlobal Alliance for Rabies Control. Diakses pada 2023. Signs and Symptoms of Rabies. Kemkes RI. Diakses pada 2023. Upaya yang Telah Dilakukan dalam Penanggulangan Rabies di Indonesia. Kemkes RI. Diakses pada 2023. Update Situasi Rabies di Indonesia. Verywell Health. Diakses pada 2023. Rabies Symptoms and Stages of Infection.