Nutrisi dan Aktivitas Fisik untuk Obesitas

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Nutrisi dan Aktivitas Fisik untuk Obesitas
Nutrisi dan Aktivitas Fisik untuk Obesitas

PT TechConnect menggelar sesi Health Talk bertajuk “Nutrisi serta Aktivitas Fisik untuk Obesitas” di Sinarmas TechConnect, MSIG Tower (26/1). dr. Anindita Prasidha P dari GWS Medika bertindak sebagai pembicara utama.

Topik ini dipilih untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilihan nutrisi dan aktivitas fisik terutama bagi penderita obesitas agar tetap bugar di tengah kesibukan dan membantu meningkatkan kualitas hidup.



Mengenal obesitas dan dampaknya


Dalam sesi ini, dr. Anindita menjelaskan berbagai aspek obesitas, termasuk cara mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar perut sebagai indikator kesehatan. Ia juga memaparkan penyebab obesitas serta dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan, seperti risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan metabolisme lainnya.



Strategi menurunkan berat badan


Beberapa strategi efektif untuk menurunkan berat badan juga dibahas dalam acara ini, seperti:


  • Mengatur asupan kalori dengan pemilihan makanan yang sehat dan seimbang.
  • Melakukan aktivitas fisik secara rutin sesuai dengan rekomendasi WHO.
  • Mengenali berbagai metode diet yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan individu.
  • Konsultasi dengan dokter untuk tindakan lebih lanjut jika diperlukan, termasuk metode invasif yang lebih spesifik.


Tantangan dalam mengelola berat badan


Dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta mengungkapkan tantangan dalam mengelola berat badan meskipun telah menerapkan pola hidup sehat.


Salah satu pertanyaan menarik yang diajukan, “Mengapa ada orang yang makan banyak, tapi tidak gemuk? Tapi, ada yang hanya makan sedikit, tapi cepat sekali gemuknya?”


Menjawab pertanyaan tersebut, dr. Anindita menjelaskan,“Hal ini terjadi karena perbedaan metabolisme yang menyebabkan seseorang tetap langsing meski makan banyak. Sementara, yang lain mudah gemuk meskipun makan sedikit.


Metabolisme, faktor genetik, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas fisik memiliki peran besar dalam regulasi berat badan.”


Selain itu, ada pula pertanyaan tentang kesulitan menjaga berat badan seiring bertambahnya usia. “Sejak muda saya rutin berolahraga ringan, tapi mengapa saat ini sulit sekali untuk menjaga berat badan?” tanya salah seorang peserta. 


“Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh cenderung melambat dan massa otot berkurang. Perubahan hormon juga dapat menyebabkan tubuh lebih mudah menyimpan lemak. Meskipun olahraga rutin membantu, jenis olahraga serta intensitasnya, pilihan makanan serta pola makan, kualitas tidur dan tingkat stres juga berpengaruh terhadap pengelolaan berat badan,” jelas dr. Anindita.



Intermittent fasting dan asam lambung


Salah satu topik yang menarik perhatian peserta adalah tentang keamanan intermittent fasting bagi penderita gangguan asam lambung.


dr. Anindita menyarankan agar penderita memilih pola puasa yang lebih ringan, seperti 12:12, serta menghindari makanan pemicu asam lambung saat berbuka. Ia juga menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba metode diet tertentu agar tetap aman bagi kesehatan.


Acara ini memberikan wawasan mendalam mengenai cara menjaga kesehatan melalui pola makan dan aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.


Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, para peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.