Masalah Kuku yang Sering Terjadi dan Kapan Perlu Mencabutnya

oleh dr. Muthia Trisa Nindita bullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sekar Cesaruni & Kristihandari
Masalah Kuku yang Sering Terjadi dan Kapan Perlu Mencabutnya
Masalah Kuku yang Sering Terjadi dan Kapan Perlu Mencabutnya

“Dok, kuku saya cantengan! Bagaimana ini?” “Saya senang pakai sepatu hak tinggi, tapi kenapa kukunya jadi hitam ya?”

Kesehatan kuku sering kali diabaikan, padahal masalah kuku bisa sangat mengganggu, baik dari segi fungsi maupun penampilan.


Cantengan atau kuku yang tumbuh ke dalam dan kuku yang menghitam akibat penggunaan sepatu yang tidak tepat adalah keluhan umum yang sering dialami. 


Tahukah Anda bahwa kuku kita memiliki banyak fungsi? Selain bisa digunakan untuk menjumput benda kecil, menggaruk bagian tubuh yang gatal, kuku juga berperan sebagai elemen estetika pada tubuh.

Kuku melindungi ujung jari, membantu kita merasakan sentuhan, dan bahkan berperan mengatur sirkulasi darah di ujung jari.


Kuku yang sehat biasanya terlihat halus dengan warna merata. Namun, terkadang kuku mengalami masalah yang membuatnya terlihat tidak sehat.


Beberapa tanda yang perlu diwaspadai, seperti adanya noda pada kuku, perubahan warna dan ketebalan, serta bentuk kuku yang aneh.


Bahkan kadang-kadang tanda tersebut dapat disertai pendarahan, pembengkakan, kemerahan dan nyeri di sekitar kuku, serta pengelupasan kuku dari kulit.



Berbagai kelainan pada kuku yang mungkin perlu pencabutan




Kelainan pada kuku bisa disebabkan oleh berbagai gangguan, seperti cedera atau infeksi, dan sering kali dapat menjadi tanda adanya penyakit tertentu. Pengobatan pada kelainan tersebut dapat dilakukan tergantung penyebabnya.


Dalam beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan pencabutan kuku baik sebagian maupun total. Avulsi kuku, pemisahan lempeng kuku dari struktur di sekitarnya, merupakan prosedur bedah minor yang paling sering dilakukan pada kuku.


Beberapa kondisi yang mungkin memerlukan tindakan ini seperti:


1. Ingrown nail

Ingrown nail merupakan salah satu masalah kuku. Kondisi ini terjadi ketika kulit di sekitar lipatan kuku bagian luar mengalami trauma akibat kuku yang berdekatan. Faktor risiko yang bisa menyebabkan hal ini adalah memotong kuku terlalu pendek, cedera jari kaki berulang, memakai alas kaki terlalu sempit, atau adanya infeksi pada kuku.


Masalah ini menimbulkan rasa nyeri di sekitar kuku, kemerahan, bengkak hingga adanya cairan dan nanah di jaringan sekitar kuku.


Pengobatan pada kondisi ringan hingga sedang meliputi penggunaan alas kaki sesuai ukuran, mengompres dan merendam jari kaki dengan air hangat, mengobati infeksi pada kuku, serta menggunakan salep antiradang. Namun, bila keluhan berat dan berulang, tindakan bedah mungkin diperlukan dengan mengangkat bagian kuku yang menancap di kulit.


2. Onikomikosis

Onikomikosis merupakan infeksi jamur pada kuku. Penyakit kuku ini ditandai dengan perubahan warna kuku menjadi putih atau kuning kecokelatan, onikolisis (kuku telepas dari kulit di bawahnya), dan penebalan lempeng kuku.


Umumnya, kuku kaki lebih berisiko mengalami infeksi jamur tujuh hingga sepuluh kali lipat dibandingkan kuku tangan. Pengobatan penyakit ini biasanya meliputi pemberian obat antijamur baik oral maupun topikal. Bila infeksi tidak kunjung sembuh atau berlangsung kronis, biasanya diperlukan tindakan avulsi kuku.


3. Cedera kuku

Trauma pada bagian kuku dapat menyebabkan kerusakan pada bentuk kuku baik sebagian maupun secara luas. Kerusakan yang luas sering kali memerlukan tindakan avulsi untuk mencegah kerusakan jaringan di bawahnya akibat tertancap serpihan kuku yang sudah hancur.


Trauma juga dapat menyebabkan menumpuknya cairan atau darah pada jaringan di bawah kuku. Keadaan seperti ini biasanya memerlukan tindakan avulsi kuku untuk mengeluarkan cairan tersebut dan mengeksplorasi jaringan di bawahnya.


4. Paronikia

Paronikia merupakan infeksi pada jaringan di sekitar kuku jari tangan atau kaki. Infeksi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Kondisi ini terjadi ketika ada gangguan antara lapisan lempeng kuku dan dasar kuku bagian proksimal (yang menjauh dari tubuh).


Jika terdapat nanah dan pembengkakan pada jari kaki atau tangan yang terinfeksi sangat besar, perlu dilakukan operasi untuk membuangnya. Pada kondisi kuku yang sedikit tumbuh ke dalam, dokter bisa mengangkat sebagian atau seluruh kuku tersebut.



Bagaimana prosedur cabut kuku?


Prosedur pembedahan pada kuku merupakan tindakan dalam bedah minor (bedah kecil dengan peralatan sederhana). Dokter akan menyuntikkan anestesi lokal di jaringan sekitar kuku yang akan dicabut. Tindakan avulsi kuku dapat dilakukan secara parsial (prosedur Ross) atau total tergantung kondisi kuku.


Kuku yang dicabut membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 6 bulan atau lebih untuk tumbuh kembali. Setelah menerima prosedur pembedahan kuku, Anda perlu memerhatikan beberapa hal, seperti menjaga kebersihan perban pada kuku, menghindari aktivitas berat minimal dua minggu pada anggota tubuh yang terlibat, terutama jika kuku kaki dicabut, dan minum obat sesuai anjuran dokter.



Perawatan untuk menjaga kesehatan kuku




  1. Hindari menggigit atau mencukil kuku.
  2. Jaga kondisi kuku tetap kering dengan mengeringkan tangan dan kaki setelah terkena air.
  3. Kenakan sarung tangan karet atau sarung tangan plastik sekali pakai untuk melindungi tangan dari paparan air, deterjen, dan bahan kimia lain secara berlebihan.
  4. Potong kuku jari Anda setiap minggu, setelah mandi, saat kuku masih lebih lunak. Namun, jangan memotong kuku terlalu pendek dan hindari memotong kuku dengan gunting kuku yang terlalu tajam dan kotor.
  5. Bagi penderita diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dan memeriksa kaki setiap hari untuk mengawasi kemungkinan paronikia atau masalah lain di kaki. Hal ini karena penderita diabetes sering kali tidak merasakan kelainan yang terjadi pada kaki mereka.
  6. Gunakan alas kaki yang sesuai ukuran kaki.

**


Jangan biarkan masalah kuku mengganggu aktivitas Anda! Segera atasi dengan layanan bedah minor di Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta. 


Konsultasikan segera, dan kembalikan kesehatan kuku Anda sebelum gangguan semakin parah. Hubungi kami sekarang untuk mendapatkan perawatan terbaik!

ReferensiDhingra, G., Ahmad, N., Tanwar, S., Goyal, S., Chaturvedi, V. and Tanwar, K. Nail Disorders: An Updated Review. Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res. 2012;75(2):135-144. Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2024. Cantengan di Kaki. Kementerian Kesehatan RI. Diakses pada 2024. Paronikia. Mayeaux, E.J., Jr., Carter, C., and Murphy, T.E. Ingrown Toenail Management. American Family Physician. 2019;100(3):158-164. Lee DK, Lipner SR. Optimal diagnosis and management of common nail disorders. Ann Med. 2022;54(1):694-712. Pandhi D, Verma P. Nail avulsion: Indications and methods (surgical nail avulsion). Indian J Dermatol Venereol Leprol 2012;78:299-308.