Kenapa Diabetes Membuat Kulit Gatal?

Diabetes dapat memengaruhi semua bagian tubuh. Termasuk kulit. Banyak penderita diabetes tidak lagi mengalami masalah kulit setelah mengelola kadar gula darah.
Diabetes menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit. Salah satu keluhan yang sering muncul adalah rasa gatal yang tak kunjung reda—meski tak tampak bentol, ruam, atau tanda alergi apa pun.
Baca juga: Berbagai Komplikasi Diabetes.
Sebenarnya, gatal pada kulit bisa menjadi sinyal awal bahwa kadar gula darah sedang tidak terkendali. Bahkan, pada orang yang belum terdiagnosis diabetes, rasa gatal bisa menjadi tanda awal pradiabetes atau hiperglikemia.
Namun, gatal bukan hanya soal gula darah tinggi saja. Serabut saraf di lapisan luar kulit juga bisa rusak akibat diabetes.
Kondisi ini sering disebut polineuropati diabetik atau neuropati perifer, dan merupakan salah satu komplikasi diabetes yang umum.
Biasanya dimulai dari ujung kaki atau tangan. Salah satu gejala awalnya adalah rasa gatal yang aneh, seperti ditusuk-tusuk atau terbakar ringan.
Sebelum kerusakan saraf terjadi, kadar sitokin—zat inflamasi dalam tubuh—biasanya sudah meningkat. Sitokin ini bisa merangsang kulit dan menimbulkan sensasi gatal bahkan sebelum muncul gejala lain dari neuropati.
Sayangnya, banyak penderita diabetes tak menyadari bahwa gangguan kulit yang mereka alami berkaitan dengan kadar gula darah. Sebuah jurnal diabetes mencatat bahwa sekitar 30% pasien diabetes mengalami gangguan kulit, termasuk pruritus alias rasa gatal kronis.
Gatal yang tak ditangani bisa berujung serius. Kulit bisa menjadi hitam, kasar, bahkan luka karena digaruk terus-menerus. Bila luka tersebut terbuka dan terinfeksi, risiko komplikasi bisa meningkat. Itu sebabnya, gatal pada kulit tidak dapat dianggap sepele.
Apa saja penyebabnya?

Kulit gatal pada penderita diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Reaksi alergi terhadap obat
Beberapa orang mengalami reaksi alergi terhadap obat diabetes, baik oral maupun insulin suntik. Biasanya muncul ruam, bengkak (urtikaria), atau gatal di area suntikan maupun bagian tubuh lain.
2. Infeksi bakteri
Gula darah tinggi bisa melemahkan daya tahan tubuh, termasuk pertahanan alami kulit. Akibatnya, infeksi bakteri lebih mudah terjadi—misalnya bintitan, bisul, atau karbunkel.
Tanda-tandanya bisa berupa kulit yang bengkak, merah, terasa panas dan nyeri. Pengobatannya umumnya memerlukan antibiotik.
3. Kulit kering dan sirkulasi darah buruk
Diabetes kerap mengganggu sirkulasi darah, terutama ke ekstremitas seperti kaki. Ditambah gula darah tinggi yang menarik cairan dari kulit.
Kondisi ini menyebabkan kulit menjadi sangat kering dan gatal, terutama di bagian tungkai bawah. Pelembab bisa membantu, tetapi yang terpenting adalah mengelola gula darah.
4. Infeksi jamur
Infeksi jamur juga umum terjadi, terutama ragi Candida albicans. Tandanya adalah lepuhan kecil, kemerahan, basah, dan terasa sangat gatal, biasanya muncul di lipatan tubuh, seperti bawah payudara, sela-sela jari, ketiak, selangkangan, atau sekitar kuku.
Jenis infeksi jamur, seperti kutu air, kurap, atau infeksi lipatan kulit memerlukan obat antijamur.
5. Dehidrasi
Bila kadar gula darah Anda terlalu tinggi, tubuh akan berusaha membuangnya dengan menarik cairan dari sel-sel tubuh dan melepaskannya melalui urine. Dehidrasi dapat menyebabkan kulit kering dan gatal.
6. Gagal ginjal atau gagal hati
Orang dengan diabetes yang tidak terkontrol dengan baik berisiko mengalami penyakit ginjal (nefropati diabetik) dan penyakit hati berlemak.
Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan sirosis hati. Keduanya bermanifestasi dengan rasa gatal yang hebat dan gejala lainnya.
Tips mencegah masalah kulit bagi penderita diabetes

Merawat kulit seharusnya menjadi bagian dari rutinitas harian, terutama jika memiliki diabetes. Beberapa tips ini bisa membantu:
- Periksa kulit setiap hari: Cari tanda-tanda ruam, kemerahan, luka, atau infeksi, terutama di kaki.
- Gunakan air hangat dan sabun pelembab saat mandi. Hindari air panas atau berendam terlalu lama karena bisa membuat kulit makin kering.
- Keringkan kulit dengan menepuk, bukan menggosok, terutama di sela jari dan lipatan tubuh.
- Gunakan pelembap bebas pewangi setelah mandi, saat kulit masih lembap. Pilih krim atau salep dengan kandungan ceramide untuk menjaga kelembapan kulit.
- Untuk tumit pecah-pecah, gunakan krim urea 10–25% sebelum tidur.
- Cegah dehidrasi dengan cukup minum air agar kulit tetap terhidrasi dari dalam.
- Segera rawat luka sekecil apa pun: Bersihkan dengan air dan sabun, perban setiap hari, serta gunakan salep antibiotik sesuai anjuran dokter. Segera hubungi dokter bila muncul tanda infeksi, seperti kemerahan, bengkak, nyeri, atau keluar cairan.
- Berjalan cepat, berenang, atau joging dapat meningkatkan sirkulasi darah di tungkai bawah dan membantu mencegah perubahan pembuluh darah yang menyebabkan neuropati diabetik.
Jaga gula darah, jaga kulit
Gatal pada kulit bisa menjadi sinyal tubuh bahwa kadar gula darah sedang tidak baik-baik saja. Dengan menjaga kadar gula darah tetap stabil, Anda tidak hanya melindungi organ dalam, tetapi juga merawat "benteng luar" tubuh: kulit Anda.
Jadi, jangan anggap remeh rasa gatal. Dengarkan tubuh Anda—karena kadang, gatal adalah cara kulit berbicara.