Sindrom Stevens-Johnson: Reaksi Obat Serius yang Perlu Diwaspadai

by Kristihandaribullet
Share this article
Reviewed by dr. Anindita Prasidha P.
Sindrom Stevens-Johnson: Reaksi Obat Serius yang Perlu Diwaspadai
Sindrom Stevens-Johnson: Reaksi Obat Serius yang Perlu Diwaspadai

Pernah dengar soal ruam yang bisa membuat kulit mengelupas, seperti luka bakar parah setelah minum obat? Itu bukan alergi biasa. Bisa jadi itu Sindrom Stevens-Johnson—reaksi serius tubuh terhadap obat atau infeksi yang bisa mengancam jiwa. Meski langka, kondisi ini bisa menyerang siapa saja, dan sering kali datang tanpa peringatan.

Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi langka, tetapi serius yang menyerang kulit dan selaput lendir. Umumnya, SJS merupakan reaksi berat terhadap obat-obatan atau infeksi.


Gejalanya bisa dimulai, seperti flu, lalu berkembang menjadi ruam nyeri yang meluas, melepuh, dan akhirnya membuat kulit mengelupas.


Kondisi ini juga bisa menyerang mata, mulut, alat kelamin, dan bagian tubuh lainnya.


Pemulihan dari SJS bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, tergantung tingkat keparahannya.


Penanganan medis yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.



Siapa yang berisiko terkena SJS?


SJS dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada:

  • Anak-anak dan dewasa muda di bawah 30 tahun.
  • Orang yang mengonsumsi banyak jenis obat.
  • Perempuan, yang tercatat lebih sering mengalami SJS dibanding pria.

Penyebab umum SJS:

  • Anak-anak: infeksi, terutama pneumonia.
  • Orang dewasa: reaksi terhadap obat-obatan, seperti antibiotik, obat kejang, dan obat pereda nyeri.


Gejala Sindrom Stevens-Johnson


SJS dapat ditandai dengan ruam merah yang menyebar cepat di tubuh.
SJS dapat ditandai dengan ruam merah yang menyebar cepat di tubuh.

Gejala awal SJS menyerupai flu dan berkembang menjadi kelainan kulit berat. Beberapa tanda dan gejala yang umum meliputi:


  • Demam dan pegal-pegal.
  • Nyeri pada kulit.
  • Ruam merah yang menyebar cepat.
  • Lepuh dan luka pada kulit dan selaput lendir (mulut, tenggorokan, mata, alat kelamin, anus).
  • Kulit mengelupas.
  • Kesulitan membuka mulut atau mata karena nyeri dan pembengkakan.
  • Sulit buang air kecil karena iritasi pada selaput lendir.


Penanganan dan perawatan


Pasien SJS umumnya harus dirawat di rumah sakit. Perawatan difokuskan pada:


1. Menghentikan penyebab

Langkah pertama adalah menghentikan obat atau mengatasi infeksi yang memicu reaksi.


2. Terapi cairan dan nutrisi

Karena kulit kehilangan banyak cairan dan protein, pasien biasanya menerima infus serta nutrisi melalui selang makanan.


3. Perawatan luka

Kulit yang rusak akan dibersihkan secara lembut dan ditutup dengan perban khusus untuk mencegah infeksi.


4. Perawatan mata

Jika mata terlibat, digunakan obat tetes dan salep untuk menjaga kelembapan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.


Durasi perawatan di rumah sakit bisa berkisar antara dua hingga empat minggu atau lebih. Setelah pulang, pasien masih memerlukan pemantauan dan pemulihan jangka panjang.



Risiko komplikasi


Tanpa penanganan segera, SJS bisa menimbulkan komplikasi serius, antara lain:


  • Dehidrasi: Luka pada mulut dan tenggorokan menyulitkan makan dan minum, sedangkan kulit yang rusak kehilangan banyak cairan.
  • Infeksi dan sepsis: Luka terbuka pada kulit meningkatkan risiko bakteri masuk ke aliran darah.
  • Gangguan mata: Termasuk mata kering, peradangan, atau kerusakan kornea yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan permanen.
  • Masalah pernapasan: Jika memengaruhi paru-paru, SJS bisa menyebabkan sesak napas hingga gagal napas.
  • Bekas luka permanen: Termasuk perubahan warna kulit, kuku yang tidak tumbuh normal, dan rambut rontok (alopecia).


Pemulihan


Setiap orang bisa mengalami proses pemulihan yang berbeda. Dalam banyak kasus, kulit akan tumbuh kembali dalam beberapa minggu, tetapi efek jangka panjang bisa berlangsung lebih lama.


Komplikasi kronis yang mungkin muncul antara lain:


  • Kulit: gatal, kering, berubah warna.
  • Mata: iritasi kronis, fotofobia, gangguan penglihatan.
  • Keringat berlebih.
  • Masalah pernapasan: asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Gangguan pada kuku 
  • Rambut rontok.
  • Kulit kering pada mulut, mata, dan organ reproduksi.
  • Gangguan pengecapan dan kelelahan kronis.


Kapan harus mencari bantuan medis?


Segera hubungi tenaga medis jika mengalami gejala, seperti


  • ruam menyebar cepat setelah mengonsumsi obat;
  • lepuh di area mulut, mata, atau alat kelamin;
  • kulit mengelupas disertai demam tinggi.

Semakin cepat SJS dikenali dan ditangani, semakin besar peluang pemulihan tanpa komplikasi permanen.


**


Sindrom Stevens-Johnson adalah kondisi serius yang tidak boleh dianggap remeh. Mengenali gejala awal dan segera mencari pertolongan medis dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang. 


Jika Anda atau anggota keluarga baru saja mengonsumsi obat dan mengalami gejala mencurigakan, jangan tunda untuk memeriksakan diri.


Kunjungi GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. 

ReferenceReferensi Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Stevens-Johnson Syndrome. Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. Stevens-Johnson Syndrome. Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Stevens-Johnson Syndrome: Syndrome and Causes. WebMD. Diakses pada 2025. Stevens-Johnson Syndrome.