Sunat: Bukan Sekadar Tradisi, Tapi Juga Soal Kesehatan

Sunat, atau dalam dunia medis dikenal sebagai sirkumsisi, adalah prosedur kecil yang dilakukan untuk mengangkat sebagian kulit (preputium) yang menutupi kepala penis (glans). Prosedur ini bisa dilakukan sejak bayi baru lahir hingga usia dewasa.
Meskipun sering dianggap sebagai bagian dari tradisi atau kewajiban agama, sunat juga punya manfaat lain, lho— dari alasan kebersihan, kesehatan, sampai pertimbangan estetika.
Banyak orang tua melakukannya untuk anak mereka sejak dini, tapi tidak sedikit juga yang memilih menundanya hingga anak cukup besar untuk ikut menentukan sendiri.
Manfaat sunat

Sunat bukan cuma soal budaya atau agama—ada banyak manfaat kesehatan yang bisa didapat dari prosedur ini. Salah satu yang paling utama adalah menjaga kebersihan.
Kulit yang menutupi kepala penis (preputium) bisa menjadi tempat menumpuknya kotoran, sisa urine, keringat, dan smegma—zat putih yang terdiri dari sel kulit mati dan minyak alami. Kalau tidak dibersihkan dengan benar, bisa menimbulkan bau dan jadi sarang bakteri.
Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan setelah melakukan sunat:
- Lebih mudah menjaga kebersihan area genital.
- Menurunkan risiko infeksi saluran kemih (ISK).
- Mencegah terjadinya penyakit pada preputium.
- Menurunkan risiko kanker penis. Walau jarang, kanker penis lebih sering terjadi pada pria yang tidak disunat, terutama yang mengalami fimosis atau infeksi HPV kronis.
- Menurunkan risiko penyakit menular seksual (PMS). Sunat dikaitkan dengan penurunan risiko infeksi HIV, herpes genital (HSV-2) dan human papillomavirus (HPV). Sunat menurunkan risiko luka mikro saat hubungan seksual, yang bisa menjadi pintu masuk virus.
Beberapa anak atau orang dewasa melakukan sunat karena adanya penyakit tertentu pada preputiumnya, seperti:
- Fimosis, yaitu kondisi di mana preputium terlalu sempit sehingga tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka kepala penis. Hal ini bisa menyebabkan rasa nyeri dan pada kasus yang lebih parah, buang air kecil pun bisa terasa sulit karena lubang preputium sangat sempit.
- Parafimosis, terjadi saat preputium yang sudah ditarik ke belakang tidak bisa dikembalikan ke posisi semula, dan akhirnya menjerat kepala penis. Akibatnya, kepala penis membengkak dan terasa sangat nyeri.
- Balanitis, yaitu peradangan pada kepala penis dan preputium, gejalanya adalah kemerahan, pembengkakan, nyeri, gatal, atau keluarnya cairan dari ujung penis. Jika terjadi berulang kali (balanitis berulang), bisa menyebabkan jaringan parut dan memperburuk fimosis.
Metode sunat yang umum digunakan
Saat akan melakukan sunat, pasien akan diperiksa kondisi umum pasien, termasuk riwayat alergi, penyakit penyerta, dan kondisi kulit di area genital.
Pasien atau orang tua akan diberi penjelasan mengenai prosedur, manfaat, dan risiko sunat, lalu diminta menandatangani surat persetujuan tindakan medis.
Di Indonesia, terdapat berbagai metode sunat yang tersedia, dari teknik tradisional hingga modern. Berikut beberapa metode sunat yang umum dilakukan:
1. Sunat konvensional (manual)
Prosedur dilakukan dengan memotong preputium menggunakan pisau bedah atau gunting, kemudian menjahit luka secara manual. Kelebihan prosedur ini adalah biaya yang relatif lebih murah dan dapat diterapkan pada semua usia.
Namun, metode ini biasanya memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama dan memiliki risiko perdarahan lebih tinggi dibandingkan metode modern.
2. Sunat laser (electrocauter)
Metode ini menggunakan alat pemanas elektrik (bukan sinar laser) untuk memotong preputium. Prosesnya cepat, dengan perdarahan minimal dan luka yang lebih kecil.
Meskipun demikian, prosedur ini tetap memerlukan penjahitan di akhir untuk merapikan hasil sunat dan tidak semua fasilitas pelayanan kesehatan menyediakan metode ini.
3. Sunat klem (clamp)
Metode ini menggunakan alat khusus berbentuk tabung plastik atau penjepit logam untuk menjepit preputium.
Kelebihannya adalah proses yang cepat, minim rasa sakit, perdarahan minimal, dan tidak memerlukan jahitan. Namun, biaya metode ini cenderung lebih tinggi dibandingkan metode konvensional.
4. Sunat stapler
Metode ini menggunakan alat berbentuk lonceng yang melindungi kepala penis selama prosedur. Alat ini memotong preputium dan secara bersamaan menjepit luka dengan stapler, sehingga tidak memerlukan jahitan manual.
Prosedur ini cepat, dengan perdarahan minimal dan hasil yang rapi. Namun, metode ini memerlukan biaya yang lebih tinggi dan tidak semua anak dapat menjalaninya.
Tips setelah sunat
- Jaga kebersihan luka
- Gunakan celana dalam atau celana pendek yang longgar dan berbahan lembut agar tidak bergesekan dengan luka.
- Hindari aktivitas berat selama penyembuhan
- Minum obat sesuai anjuran
- Lakukan pemeriksaan ulang sesuai jadwal untuk memantau proses penyembuhan
Metode sunat dipilih berdasarkan preferensi pasien maupun pertimbangan klinis oleh dokter. Pertimbangan ini mencakup usia pasien, kondisi anatomi alat kelamin, riwayat penyakit, serta potensi risiko komplikasi.
Dokter akan menyesuaikan pilihan metode agar prosedur berjalan aman, efektif, dan sesuai kebutuhan medis masing-masing individu.
Klinik GWS Medika Kalibata, klinik kesehatan di Jakarta, menyediakan layanan sunat dengan metode manual dan stapler yang aman, cepat, dan ditangani oleh tenaga medis profesional. Kami siap membantu Anda atau buah hati menjalani sunat dengan nyaman dan tenang.