Seberapa Besar Risiko Pekerja Terkena Kanker Paru?

oleh Agnes Krisantibullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Koh Hau-Tek
Seberapa Besar Risiko Pekerja Terkena Kanker Paru?
Seberapa Besar Risiko Pekerja Terkena Kanker Paru?

Kanker paru masih menjadi penyakit yang menyebabkan banyak kematian di Indonesia. Asap ditengarai sebagai karsinogen utamanya. Sebagai negara industri yang terus berkembang, asap dekat dengan kehidupan para pekerja Indonesia. Seberapa besarkah risikonya?

Tahukah Anda Chrisye? Dialah musisi yang menelurkan banyak lagu nostalgia yang ramah di telinga. Anak Sekolah, Kemesraan, dan Panah Asmara adalah sedikit dari karya legendarisnya. Sayang, musisi kebanggaan Tanah Air itu meninggal dunia akibat kanker paru. 


Semasa hidup, Chrisye adalah perokok aktif. Inilah yang kemudian menjadi penyebab tumbuhnya kanker pada paru-parunya. Selain asap rokok, asap lain pun ternyata dapat memicu kanker paru. Misalnya, asap kendaraan, asap pembakaran, asap pabrik, dan asap makanan.


Tentang kanker paru



Menurut WHO, kanker paru adalah penyebab utama kematian akibat kanker pada pria. Sementara bagi wanita, ada di urutan kedua setelah kanker payudara. Kanker paru dapat dimulai dari adanya jaringan parut yang tumbuh di paru-paru. Kanker akan kian ganas jika memiliki kebiasaan merokok atau terpapar polusi udara setiap hari.


Kanker paru primer dapat diklasifikasikan menjadi:


1. Kanker paru non sel kecil (NSCLC)

Kanker ini terdiri dari tiga jenis, yaitu karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar. Gejala umum yang ditunjukkan, meliputi batuk kronis, sesak napas, penurunan berat badan, hingga batuk berdarah. Jenis ini adalah yang paling umum terjadi (sekitar 87% dari seluruh jumlah kasus).

2. Kanker paru sel kecil (SCLC)

Kanker ini lebih jarang, tetapi lebih agresif. Penyebaran atau metastasisnya melalui pembuluh darah lebih cepat daripada NSCLC.


Gejala yang mungkin timbul, meliputi nyeri di bagian dada, batuk kronis, sulit bernapas, mengi, batuk berdarah, suara terasa serak, kesulitan menelan, penurunan berat badan, mudah lelah, dan pembengkakan di wajah atau pembuluh darah sekitar leher. Perokok berat dan orang-orang yang sering menghirup asap rokok dan/atau polutan rentan mengalami jenis kanker ini.


Asap menjadi pemicu utama kanker paru. Tak hanya karena memiliki akses lebih mudah mencapai paru-paru, asap biasanya mengandung zat karsinogen yang memicu kerusakan sel pelapis paru-paru. Makin sering terpapar asap, makin kewalahan tubuh berusaha memperbaiki kerusakannya. Jika terus dibiarkan, perubahan abnormal pada sel atau kanker pun tak terelakkan.


Risiko kanker paru di lingkungan kerja



Menurut WHO, kanker paru menempati urutan kedua terbanyak di dunia dengan 2,21 juta kasus. Pada 2020, terhitung 1,80 juta orang dinyatakan meninggal dunia karenanya. Stres dan ketegangan selama lockdown karena pandemi COVID-19 ditengarai menyebabkan meningkatnya jumlah perokok di kalangan dewasa muda, yang diduga berkontribusi pada jumlah kasus tersebut.


Jika dilihat secara menyeluruh, tak hanya soal pandemi. Kaum dewasa muda umumnya lebih aktif merokok setelah mulai bekerja. Kemudian, jika mempertimbangkan kondisi lingkungan juga, di mana kualitas udara memburuk, sepertinya kanker paru perlu mendapat perhatian lebih. 


Lingkungan kerja adalah tempat seseorang menghabiskan hampir setengah waktunya dalam sehari. Bersyukurlah Anda jika mampu mengendalikan kualitas udara di tempat kerja Anda. Sebab di lingkungan industri, privilese tersebut sulit didapatkan. Para pekerja cenderung terpapar berbagai macam asap, debu, dan karsinogen lain.


Berikut daftar bahan yang berpotensi memicu hingga memperparah kanker paru menurut International Agency for Research on Cancer (IARC).


  • Asbes. Semua bentuknya, termasuk aktinolit, amosite, anthophyllite, chrysotile, crocidolite, dan tremolite.
  • Senyawa berilium dan berilium.
  • Bis (klorometil) eter dan klorometil metil eter (tingkat teknis).
  • Senyawa kadmium dan kadmium.
  • Senyawa kromium (VI).
  • Pitch batubara.
  • Knalpot mesin, diesel.
  • Senyawa nikel.
  • Polusi udara luar ruangan.
  • Partikulat dalam polusi udara luar ruangan.
  • Plutonium.
  • Radon-222 dan produk peluruhannya.
  • Debu silika, kristal, dalam bentuk kuarsa atau kristobalit.
  • Jelaga.
  • Mustard belerang.
  • Asap tembakau.
  • Asap las.
  • Radiasi sinar X dan radiasi gamma.

Berikut profesi dengan risiko tinggi terhadap kanker paru.


1. Petugas kesehatan

Tenaga medis berisiko tinggi mengalami gangguan paru-paru yang dapat memicu kanker, seperti tuberkulosis dan influenza. Paparan lateks pada alkes, seperti sarung tangan, juga dapat memperburuk kesehatan paru-paru.


2. Pekerja pabrik

Pekerja pabrik dapat terpapar banyak hal. Misalnya, asap pembakaran, logam, dan pasir halus yang dapat mengganggu kesehatan paru-paru. Menghirup terlalu banyak silika juga dapat menyebabkan silikosis.


3. Pekerja konstruksi bangunan

Asbes adalah bahan yang sangat berbahaya jika dihirup dalam jangka waktu lama. Bahan ini umum sekali di lingkungan konstruksi bangunan sehingga mengancam kesehatan para pekerja di sekitarnya. Sedikit paparan saja sudah dapat menyebabkan mesothelioma, salah satu jenis kanker.


4. Pemadam kebakaran

Sulit untuk tidak memikirkan petugas pemadam kebakaran jika bicara soal asap yang melimpah. Dalam tugasnya memadamkan api, damkar juga harus berhadapan dengan asap pembakaran berbagai jenis bahan, mulai plastik, kayu, hingga logam. Karena itu, damkar mesti dibekali alat bantu pernapasan mandiri yang harus selalu digunakan. 


5. Pekerja tambang

Penambang bekerja di bawah tanah, tempat banyak bahan tertimbun, termasuk debu batu bara. Karena itu, penambang berisiko mengalami gangguan paru-paru, seperti bronkitis dan pneumokoniosis (paru-paru menghitam). 


Pencegahan dan skrining


Risiko kanker dapat diturunkan dengan cara berikut.


  • Tidak merokok atau terpapar asap rokok.
  • Menjaga berat badan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan rajin olahraga.
  • Menghindari atau mengurangi konsumsi alkohol.
  • Menghindari paparan asap, debu, dan partikel halus lainnya dengan menggunakan masker.
  • Menghindari radiasi bahan-bahan berbahaya dengan mematuhi prosedur keselamatan kerja.

Apabila langkah-langkah pencegahan di atas gagal, satu-satunya cara mengetahui apakah sel kanker atau prakanker tumbuh dalam tubuh Anda adalah melakukan skrining. Jika Anda merasa mengalami gejala kanker paru yang telah disebutkan, segera lakukan skrining. 


Salah satunya adalah dengan computer tomography scan (CT-Scan) dosis rendah. Sebelumnya, tenaga medis akan melakukan pengecekan rekam medis. Jika perlu, pemeriksaan awal, sebelum menetapkan prosedur CT-Scan. Jika sel kanker terdeteksi, dan tengah mencapai stadium tertentu, biopsi atau operasi menjadi langkah lanjutan yang mungkin diusulkan.


Paru-paru adalah sepasang organ yang amat penting. Tidak bisa digantikan. Atau, hanya bekerja satu saja. Karena itu, jaga kesehatan paru-paru Anda.


ReferensiNational Library of Medicine. Diakses pada 2023. Occupational Exposure and Lung Cancer. Weissman, D. N., & Howard, J. (2018). Work-Related Lung Cancer: The Practitioner’s Perspective. American Journal of Public Health, 108(10), 1290. Diakses pada 2023. WHO. Diakses pada 2023. Cancer.