Microsleep: Tidur Singkat yang Bisa Berakibat Fatal

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Sarah Josephine
Microsleep: Tidur Singkat yang Bisa Berakibat Fatal
Microsleep: Tidur Singkat yang Bisa Berakibat Fatal

Bayangkan Anda sedang dalam perjalanan di jalan yang sepi. Rasa kantuk mulai menyerang, tetapi Anda berusaha tetap terjaga. Kelopak mata terasa berat, pandangan mulai kabur, lalu ... dalam sekejap, semuanya gelap. Sekian detik kemudian, kepala Anda tersentak keras, membangunkan Anda seolah ada sesuatu yang baru saja terjadi.

Tanpa disadari, Anda baru saja mengalami microsleep—tidur singkat yang berlangsung hanya dalam hitungan detik, tetapi bisa berakibat fatal, terutama saat berkendara.


Apa sebenarnya microsleep ini, dan mengapa begitu berbahaya? Yuk, cari tahu lebih lanjut!



Apa itu microsleep?



Hati-hati saat mengemudi. Jika mengantuk, beristirahatlah.
Hati-hati saat mengemudi. Jika mengantuk, beristirahatlah.


Microsleep adalah episode tidur yang sangat singkat, biasanya berlangsung kurang dari 30 detik. Tidak seperti tidur normal, microsleep terjadi secara tiba-tiba dan sering kali tanpa disadari.


Kondisi ini bisa terjadi saat berkendara, menonton televisi, membaca buku, atau bahkan saat bekerja. Jika terjadi dalam situasi yang berbahaya, seperti saat mengemudi, microsleep dapat berujung pada kecelakaan yang fatal.



Penyebab microsleep


Beberapa faktor dapat memicu microsleep, di antaranya:


1. Kurang tidur

Kurang tidur membuat otak kelelahan dan mencari cara untuk mengganti waktu tidur yang hilang. Jika seseorang terus memaksakan diri dalam keadaan kurang tidur, otak dapat secara otomatis memasuki fase tidur mikro.


Sekitar 1 dari 5 orang dewasa mengalami kurang tidur kronis yang sering menyebabkan:


  • mengantuk berlebihan di siang hari;
  • mudah tersinggung;
  • kinerja buruk;
  • gangguan konsentrasi dan daya ingat.

2. Gangguan ritme sirkadian tidur

Ritme sirkadian mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Tidur larut malam dan bangun terlalu siang dapat mengganggu keseimbangan ini, menyebabkan perubahan hormon, kelelahan, dan kurang tidur.


Misalnya, tidur pukul 4 pagi dan bangun siang tidak sesehat tidur pukul 10 malam dan bangun pukul 6 pagi.


3. Sindrom fase tidur tertunda

Jika seseorang sering mengubah waktu tidurnya, otak bisa menjadi bingung dan sulit mengatur waktu tidur secara alami.


Contohnya, seseorang yang tidur larut malam di akhir pekan, tetapi tidur lebih awal di hari kerja dapat mengalami gangguan tidur yang memicu microsleep.


4. Faktor genetik

Beberapa orang secara genetik memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan yang lain. Individu yang termasuk dalam kelompok "tidur panjang" memerlukan sekitar 10 jam tidur untuk merasa segar, sedangkan mereka yang termasuk "tidur pendek" hanya butuh 4-5 jam.



Tanda-tanda microsleep


Beberapa tanda yang dapat menunjukkan seseorang mengalami microsleep antara lain:


1. Menguap atau berkedip berlebihan

Orang yang mengalami microsleep sering kali menutup mata sebagian atau seluruhnya. Penelitian menunjukkan bahwa mata cenderung bergerak lebih lambat sebelum episode microsleep terjadi.


2. Terbangun karena kepala atau tubuh tersentak

Salah satu tanda khas microsleep adalah kepala yang tiba-tiba jatuh ke depan atau tubuh yang tersentak saat terbangun.


3. Tidak menyadari perubahan di sekitar

Orang yang mengalami microsleep mungkin tidak menyadari bahwa mereka baru saja tertidur dan merasa seolah-olah hanya kehilangan fokus sesaat.



Cara mengatasi dan mencegah microsleep


Untuk mengurangi risiko microsleep, pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup. Orang dewasa disarankan tidur selama 7–9 jam per malam. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas tidur meliputi:


  • menghindari kafein pada sore dan malam hari;
  • mematikan perangkat elektronik sebelum tidur;
  • menciptakan rutinitas tidur yang menenangkan, seperti membaca buku atau mandi air hangat sebelum tidur;
  • menjaga kamar tidur tetap nyaman dengan pencahayaan redup dan suhu yang sesuai;
  • tidur siang atau “power nap” selama kurang lebih 20 menit. 


Tips mengemudi aman untuk mencegah microsleep



Mengemudi sambil mendengarkan musik dapat mengurangi rasa kantuk.
Mengemudi sambil mendengarkan musik dapat mengurangi rasa kantuk.


Jika Anda merasa mengantuk saat mengemudi, segera berhenti dan beristirahat. Beberapa tanda bahwa Anda perlu menepi meliputi:


  • keluar jalur tanpa sadar;
  • menguap berulang kali;
  • kelopak mata terasa berat.

Agar tetap terjaga selama berkendara:


  • Ajak teman yang bisa menggantikan Anda mengemudi jika diperlukan.
  • Dengarkan musik dengan tempo cepat atau podcast yang menarik.
  • Berhenti sejenak untuk beristirahat jika perjalanan panjang.

Microsleep mungkin terlihat sepele karena hanya berlangsung dalam hitungan detik. Namun, kondisi ini bisa berdampak sangat besar, terutama saat berkendara.


Jika Anda sering mengalami kantuk berlebih di siang hari, itu bisa menjadi tanda bahwa tubuh butuh lebih banyak istirahat. 


Pastikan tidur cukup setiap malam dan selalu waspada, terutama saat berkendara, demi keselamatan Anda dan orang-orang di sekitar.

ReferensiCleveland. Diakses pada 2025. What You Should Know About Microsleep. Healthline. Diakses pada 2025. Microsleep: Symptoms, Causes, Safety, and Prevention. National Sleep Foundation. Diakses pada 2025. What Is Microsleep? Sleepfoundation. Diakses pada 2025. Microsleep: Symptoms, Causes and Safety Risks.