Merokok dan Penyakit Kronis yang Menyertai

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
Merokok dan Penyakit Kronis yang Menyertai
Merokok dan Penyakit Kronis yang Menyertai

Hanya dalam waktu 10 detik setelah hisapan pertama, zat kimia beracun dalam asap rokok sudah menyebar ke otak, jantung, dan organ-organ penting lainnya. Lebih dari itu, satu batang rokok mengandung lebih dari 100 zat kimia berbahaya—dan banyak di antaranya bersifat karsinogenik.

Masih ingat peringatan di bungkus rokok: “Merokok dapat membunuh Anda”? Kalimat itu bisa saja diperpanjang menjadi, “… dan sebelum itu terjadi, Anda akan lebih dulu menderita berbagai penyakit yang tak kalah mengerikan.”


Nikotin dalam rokok bersifat sangat adiktif. Zat ini merangsang otak untuk melepaskan dopamin, yaitu hormon yang membuat Anda merasa senang, fokus, dan berenergi. Namun, efeknya tak berhenti di situ.


Seiring waktu, saat kadar nikotin dalam tubuh menurun, otak mulai “menagih” lebih banyak dopamin.


Untuk kembali merasa senang, Anda akan butuh lebih banyak nikotin. Inilah awal dari siklus ketergantungan.


Begitu kecanduan, berhenti merokok menjadi bukan perkara mudah. Tubuh akan mengalami gejala putus zat, seperti sulit berkonsentrasi, gelisah, mudah tersinggung, hingga rasa cemas berlebihan.


Dan tanpa sadar, Anda kembali merokok untuk mengusir rasa tidak nyaman itu.


Itulah mengapa berhenti merokok bukan hanya soal niat, melainkan juga pemahaman bahwa nikotin mengubah cara kerja otak Anda.


Berikut ini beberapa penyakit akibat merokok.


1. Kanker paru-paru



Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.


Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker paling mematikan di dunia—dan merokok adalah penyebab utamanya. Diperkirakan, hampir 90% kasus kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.


Di Indonesia, kanker paru menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada pria.


Menurut The Global Center Observatory, pada 2020, jumlah kasus baru kanker paru-paru di Indonesia menempati urutan ke-3 setelah kanker payudara dan kanker serviks.



2. PPOK (penyakit paru obstruktif kronik)



Prevalensi PPOK terus meningkat seiring tingginya angka perokok di Indonesia.
Prevalensi PPOK terus meningkat seiring tingginya angka perokok di Indonesia.


PPOK adalah penyakit paru jangka panjang yang menyebabkan sesak napas, batuk kronis, dan penurunan fungsi paru secara progresif.


Penyakit ini bisa sangat membatasi aktivitas harian. Awalnya Anda mungkin hanya kehabisan napas saat berolahraga ringan. Namun, lama-kelamaan naik tangga pun bisa terasa mustahil.


Sekitar 85% hingga 90% kasus PPOK disebabkan oleh merokok. Di Indonesia, prevalensi PPOK terus meningkat seiring tingginya angka perokok, terutama di kalangan usia muda dan lansia.


Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 10 juta orang di Indonesia diperkirakan menderita PPOK, dengan mayoritas tidak terdiagnosis dan tidak mendapat pengobatan yang tepat.



3. Penyakit jantung



Penyakit jantung iskemik masih menjadi penyebab kematian nomor satu.
Penyakit jantung iskemik masih menjadi penyebab kematian nomor satu.


Merokok merusak hampir setiap organ dalam tubuh, termasuk jantung. Zat kimia dalam rokok menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.


Di Indonesia, penyakit jantung iskemik (penyakit jantung koroner) masih menjadi penyebab kematian nomor satu.


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat bahwa penyakit jantung merupakan beban pembiayaan terbesar, yakni lebih dari Rp12 triliun per tahun. Dan merokok menjadi salah satu kontributor utama di balik angka ini.



4. Stroke



Merokok meningkatkan risiko stroke.
Merokok meningkatkan risiko stroke.

Stroke terjadi saat aliran darah ke otak terhambat. Bisa menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, hingga kematian.


Merokok meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Di Indonesia, stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan salah satu penyebab kematian tertinggi.



5. Asma



Asap rokok memperparah asma.
Asap rokok memperparah asma.

Asap rokok memicu peradangan saluran napas dan memperparah asma.


Serangan bisa datang tiba-tiba dan berbahaya. Anak-anak perokok pasif juga lebih rentan mengidap asma sejak dini.



6. Gangguan reproduksi


Merokok meningkatkan risiko kehamilan ektopik, menurunkan kesuburan, dan mempersulit pembuahan.


Perempuan yang merokok juga lebih rentan mengalami keguguran dan gangguan menstruasi.


7. Bayi prematur dan berat badan lahir rendah


Merokok saat hamil berisiko bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah.


Bayi seperti ini lebih rentan mengalami komplikasi kesehatan serius, bahkan kematian.


8. Diabetes tipe 2


Perokok memiliki risiko 30–40% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.


Merokok juga memperparah komplikasi diabetes, termasuk kerusakan saraf, penyakit ginjal, amputasi, dan kebutaan.


9. Gangguan penglihatan: katarak dan degenerasi makula



Lebih dari tiga juta penderita kebutaan terjadi karena kebiasaan merokok.
Lebih dari tiga juta penderita kebutaan terjadi karena kebiasaan merokok.


Merokok mempercepat pembentukan katarak dan meningkatkan risiko degenerasi makula, penyebab utama kebutaan pada lansia. Indonesia diperkirakan memiliki lebih dari 3 juta penderita kebutaan, dan banyak kasusnya berkaitan dengan kebiasaan merokok.



10. Lebih dari 10 Jenis kanker lainnya


Merokok tidak hanya menyebabkan kanker paru, tapi juga kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, pankreas, hati, leher rahim, usus besar, dan kandung kemih.


Bahkan, perokok yang sudah pernah terkena kanker memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker primer kedua.


**


Merokok bisa membawa banyak masalah kesehatan—dari paru-paru, jantung, sampai gangguan kehamilan. Tapi kabar baiknya, Anda bisa memilih untuk berhenti.


Berhenti merokok bukan hal mudah, tapi sangat mungkin. Mulailah perlahan. Cari dukungan. Lakukan untuk diri sendiri, keluarga, dan orang-orang yang Anda sayangi.


Setiap langkah menjauh dari rokok adalah langkah menuju hidup yang lebih sehat.Napas lebih lega. Badan terasa lebih bugar. Risiko penyakit pun menurun.


Yuk, mulai hidup sehat tanpa rokok. Tidak harus sempurna, yang penting mulai.








ReferensiCDC. Diakses pada 2025. Cigarette Smoking. Health. Diakses pada 2025. Effects of Smoking and Tobacco. Lung.org. Diakses pada 2025. 10 of the Worst Diseases Smoking Causes.