Mengenal Vitiligo: Ketika Kulit Kehilangan Warnanya

Vitiligo adalah kondisi kulit yang menyebabkan hilangnya pigmentasi alami (melanin), sehingga muncul bercak-bercak putih di berbagai bagian tubuh, seperti tangan, wajah, kaki.
Tak hanya kulit, vitiligo juga bisa memengaruhi warna rambut, alis, bulu mata, dan bahkan warna mata.
Meskipun tidak menular dan secara medis tidak berbahaya, perubahan warna kulit akibat vitiligo sering berdampak pada kepercayaan diri penderita.
Mengapa vitiligo bisa terjadi?
Vitiligo terjadi akibat adanya gangguan sistem kekebalan tubuh yang menyerang melanosit—sel penghasil melanin (zat pemberi warna pada kulit, rambut, dan mata).
Akibatnya, area kulit yang terdampak kehilangan warna alami dan tampak lebih putih.
Ukuran bercak vitiligo
Pada vitiligo, area kulit yang kehilangan warna bisa muncul dalam berbagai ukuran:
- Makula: bercak putih kecil yang ukurannya kurang dari 1 cm.
- Bercak besar (patch): bercak putih yang ukurannya lebih dari 1 cm.
Siapa saja yang bisa terkena vitiligo?

Vitiligo dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau usia. Namun, gejalanya lebih mudah terlihat pada orang dengan warna kulit yang lebih gelap.
- Sekitar 1% populasi dunia mengalami kondisi vitiligo.
- Umumnya vitiligo muncul sebelum usia 30 tahun.
- Risiko vitiligo akan meningkat jika memiliki riwayat penyakit autoimun, seperti diabetes tipe 1, lupus, psoriasis, artritis reumatoid, penyakit tiroid, anemia, dan penyakit Addison.
Bagaimana bercak vitiligo bisa menyebar?
Vitiligo biasanya bermula dari munculnya bercak putih kecil di area tubuh, seperti di tangan, wajah, atau kaki.
Seiring berjalannya waktu, bercak vitiligo dapat menetap di satu tempat yang sama selama bertahun-tahun, sedangkan lainnya bisa meluas secara perlahan.
Bagian tubuh yang bisa terdampak meliputi:
- bagian dalam mulut dan hidung (selaput lendir);
- organ genital dan dubur;
- bagian dalam telinga;
- mata (termasuk iris dan retina).
Setiap orang bisa mengalami penyebaran bercak vitiligo yang berbeda. Ada yang hanya mengalami beberapa bercak kecil, dan ada pula yang mengalami kehilangan warna kulit secara luas.
Apa saja gejala vitiligo?
Gejala utama vitiligo adalah hilangnya warna pada bagian tertentu dari kulit. Bercak putih ini bisa muncul di berbagai area tubuh dan sering terlihat lebih jelas pada kulit yang lebih gelap.
Tanda-tanda lainnya yang dapat menyertai meliputi:
- Bercak putih pada kulit atau selaput lendir, seperti bagian dalam mulut atau hidung.
- Rambut yang tumbuh di area tersebut berubah warna menjadi putih, perak, atau abu-abu. Misalnya, di alis, bulu mata, atau kulit kepala.
- Sensasi gatal ringan kadang dirasakan sebelum bercak putih muncul.
Apa penyebab vitiligo?
Hingga saat ini, penyebab pasti vitiligo belum sepenuhnya diketahui. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan memicu kondisi ini, antara lain:
- Faktor autoimun: Sistem kekebalan tubuh menyerang melanosit (sel penghasil pigmen) secara keliru.
- Faktor genetik: Perubahan pada lebih dari 30 gen dapat meningkatkan risiko terkena vitiligo.
- Faktor paparan lingkungan: Seperti sinar UV berlebihan atau bahan kimia tertentu.
- Stres fisik atau emosional: Cedera, trauma, atau tekanan emosional berat dapat memicu munculnya bercak vitiligo, terutama pada orang yang memiliki kecenderungan genetik.
Apakah vitiligo bisa menyebabkan komplikasi?
Secara medis, vitiligo bukanlah penyakit menular atau berbahaya. Namun, kondisi ini bisa berdampak secara fisik dan emosional, bagi penderitanya.
Berikut beberapa hal yang perlu diwaspadai:
1. Kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari
Karena tidak memiliki melanin, area kulit yang yang terdapat bercak vitiligo mudah terbakar jika terkena sinar matahari langsung. Kulit tidak menjadi gelap, tetapi menjadi kemerahan dan perih.
2. Perubahan pada mata
Vitiligo dapat menyebabkan perubahan warna pada bagian mata, seperti iris meski sangat jarang sampai mengganggu penglihatan.
3. Risiko penyakit autoimun lainnya
Penderita vitiligo lebih rentan terhadap kondisi autoimun lain, seperti hipotiroidisme dan anemia.
4. Dampak psikologis
Perubahan warna kulit dapat mempengaruhi kondisi emosional, seperti
- rasa malu atau minder;
- penurunan kepercayaan diri;
- kecemasan atau depresi;
- keinginan untuk menarik diri dari lingkungan sosial.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami dampak psikologis akibat vitiligo, penting untuk mencari dukungan dari tenaga kesehatan, psikolog, atau komunitas.
Perlukah vitiligo diobati?

Vitiligo tidak selalu memerlukan pengobatan, terutama jika tidak menimbulkan keluhan fisik.
Namun, bagi sebagian orang, terapi dapat membantu memperbaiki penampilan kulit dan meningkatkan rasa percaya diri.
Pilihan pengobatan vitiligo antara lain:
- Krim kortikosteroid atau imunomodulator topikal untuk membantu mengembalikan warna kulit.
- Terapi cahaya (fototerapi), seperti NB-UVB.
- Tindakan bedah, seperti cangkok kulit atau transplantasi melanosit.
- Terapi kosmetik atau kamuflase, seperti penggunaan riasan penutup bercak.
Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk menentukan pendekatan yang paling sesuai.
Vitiligo adalah kondisi kulit yang kompleks, tetapi tidak berbahaya dan tidak menular. Pengetahuan yang tepat dapat membantu Anda memahami dan mengelola kondisi ini secara sehat—baik secara fisik maupun mental.
Jika Anda merasa vitiligo memengaruhi kualitas hidup, jangan ragu untuk mencari dukungan profesional.