Mengapa Perut Saya kembung?
Dinar menyukai salad sayur. Namun, usai memakannya, ia merasa perutnya selalu kembung. Kira-kira apa ya penyebabnya? Yuk, cari tahu!
Perut yang kembung biasanya terasa kencang, penuh, dan tak nyaman. Gejala ini sering kali disertai sendawa, gas berlebih, atau perut bergemuruh.
Kondisi ini umumnya berhubungan dengan masalah pencernaan meski hormon, stres atau ada kondisi medis tertentu juga dapat menjadi penyebabnya.
Pada kebanyakan kasus, perut kembung hilang dengan sendirinya. Namun, pada beberapa orang, perut kembung dapat berulang.
Apa penyebabnya?
Penyebab paling umum dari sakit perut dan kembung adalah gas yang berlebihan. Jika perut kembung setelah makan, hal tersebut mungkin merupakan masalah pencernaan. Siklus menstruasi juga dapat menyebabkan perut kembung sementara.
1. Gas
Penumpukan gas di lambung dan usus merupakan salah satu penyebab kembung yang paling umum. Rata-rata tubuh memproduksi 1—3 liter gas dan kentut sekitar 10-14 kali setiap hari.
Biasanya, gas terperangkap di saluran pencernaan melalui dua cara, yaitu tertelan saat berbicara dan makan, serta diproduksi di usus oleh bakteri selama proses mencerna dan fermentasi.
Gejala yang sering muncul akibat gas berlebih:
- sering bersendawa;
- mual atau buang air besar tiba-tiba;
- perasaan, seperti ada sesuatu yang terperangkap di perut.
Penyebab paling umum banyaknya gas dalam perut, antara lain:
- minuman bersoda, susu, kacang-kacangan, bunga kol, brokoli, dan kol;
- kebiasaan makan terlalu cepat atau mengunyah permen karet;
- infeksi perut;
- penyakit kronis, seperti penyakit celiac atau sindrom iritasi usus besar.
2. Dispepsia
Gangguan ini sering menyebabkan kembung disertai rasa tidak nyaman atau nyeri di lambung (dispepsia). Penyebabnya meliputi
- makan terlalu banyak;
- konsumsi alkohol berlebihan;
- minum obat, seperti ibuprofen.
3. Infeksi lambung
Infeksi lambung dapat menyebabkan perut kembung, yang dapat disertai diare, muntah, mual, dan sakit perut.
Penyebabnya adalah bakteri, seperti Escherichia coli atau Helicobacter pylori — atau infeksi virus, seperti norovirus atau rotavirus.
4. Retensi cairan
Makanan asin, perubahan kadar hormon, dan intoleransi makanan dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan. Beberapa perempuan mengalami kembung tepat sebelum menstruasi atau pada awal kehamilan.
Kembung kronis dapat menyebabkan penyakit serius, seperti gagal hati atau ginjal, serta diabetes.
5. Intoleransi makanan
Beberapa orang mengalami kembung setelah mengonsumsi makanan tertentu, misal laktosa, gluten, dan kopi atau teh. Kembung karena intoleransi laktosa akan membaik setelah tercerna.
6. Gangguan kronis pada pencernaan
Gangguan kronis pada pencernaan, seperti penyakit radang usus dan sindrom iritasi usus besar dapat membuat tubuh kesulitan mencerna makanan. Gejalanya sering kali meliputi banyaknya gas dan perut terasa kembung setelah makan.
Waspadai gejala lain, seperti diare atau sembelit, mual, muntah, demam, pendarahan, anemia, dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
7. Gastroparesis
Gastroparesis adalah gangguan yang terjadi karena keterlambatan pengosongan lambung karena adanya gangguan pada otot atau saraf yang mengendalikan proses pencernaan. Akibatnya, makanan melewati lambung dan usus jauh lebih lambat.
Gangguan ini menyebabkan mual, kembung, cepat merasa kenyang, dan sembelit.
Penyakit, seperti diabetes atau hipotiroidisme, serta operasi gastrointestinal tertentu, terkadang dapat menyebabkan gastroparesis.
8. Gangguan ginekologi
Beberapa masalah ginekologi menyebabkan kembung, seperti menstruasi bulanan atau menopause karena adanya perubahan hormon.
Selain itu, endometriosis — di mana lapisan rahim menempel pada lambung atau usus — dapat menyebabkan perut kembung, kram, dan nyeri perut.
9. Sembelit
Kembung dimulai ketika isi makanan menumpuk di usus. Kondisi ini — disebut sembelit — dapat disebabkan oleh dehidrasi, intoleransi makanan, kehamilan, gangguan usus, kekurangan nutrisi, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Bagaimana mengurangi perut kembung?
Hal yang dianjurkan:
- Rutin berolahraga untuk meningkatkan pencernaan.
- Mengunyah makanan dengan mulut tertutup untuk menghindari masuknya udara.
- Minum cukup air.
- Konsumsi makanan tinggi serat jika mengalami konstipasi.
- Makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering.
- Pijat lembut perut dari kanan ke kiri untuk mengeluarkan udara yang terperangkap.
Hal yang dihindari:
- Minuman bersoda, alkohol, kopi, atau teh.
- Makanan pemicu gas, seperti kubis, kacang-kacangan, atau lentil.
- Makanan berat sebelum tidur.
- Mengonsumsi makanan olahan, manis, pedas, atau berlemak.
- Makanan yang Anda tahu menyebabkan intoleransi.
Kembung memang sering terjadi. Namun, jika disertai gejala berat atau berlangsung lama, kunjungi Klinik GWS Medika, klinik kesehatan di Jakarta, untuk berkonsultasi.