6 Penyakit yang Sering Menyerang Anak dan Cara Mengatasinya

Waspadai penyakit umum yang menyerang anak-anak. Kenali gejalanya, penyebabnya, dan cara tepat menanganinya agar buah hati tetap sehat dan ceria.
Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sekuat orang dewasa, sehingga lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Dari demam, diare, hingga infeksi saluran pernapasan dan saluran kemih. Penyakit-penyakit ini bisa menyerang kapan saja, terutama saat musim pancaroba.
Berikut beberapa penyakit yang paling sering menyerang anak-anak, lengkap dengan gejala dan langkah-langkah penanganan yang bisa dilakukan orang tua.
Demam

Demam adalah reaksi alami tubuh dalam melawan infeksi. Anak dikatakan demam bila suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celcius. Umumnya, demam disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Meskipun membuat orang tua khawatir, demam tidak selalu menjadi tanda bahaya. Justru, ini bisa menjadi pertanda bahwa sistem imun anak sedang bekerja.
Demam dapat diatasi dengan memberikan kompres hangat pada dahi atau ketiak, memberikan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi, dan istirahat.
Pneumonia

Pneumonia merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Data WHO pada 2021 menunjukkan bahwa setiap tahun, sekitar 740.000 anak meninggal akibat penyakit ini. Di berbagai belahan dunia, setiap menit seorang anak meninggal karena pneumonia.
Pneumonia merupakan infeksi akut pada paru-paru, yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Pada balita, gejala yang paling dominan atau sering muncul adalah batuk, sesak napas, dan tanda pneumonia berat, seperti tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas.
Langkah pencegahan, antara lain: imunisasi lengkap (terutama vaksin PCV), menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga gizi anak agar memiliki daya tahan tubuh kuat.
Diare

Diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara cepat dan dapat menyebabkan dehidrasi berat. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit.
Diare ditandai dengan tinja yang encer, berair, dan sering buang air besar. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare dapat menyebabkan dehidrasi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diare merupakan penyebab utama kematian anak-anak di seluruh dunia.
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1—2 hari. Jika tidak sembuh dalam jangka waktu tersebut, kemungkinan ada masalah.
Penanganan akan bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak, serta penyebab dan seberapa parah kondisinya.
Anak yang menderita diare harus minum banyak cairan. Ini membantu mengganti cairan tubuh yang hilang. Jika anak Anda mengalami dehidrasi, lakukan beberapa hal berikut:
- Berikan minuman berupa larutan glukosa-elektrolit. Larutan ini merupakan campuran air, gula, dan garam yang tepat.
- Hindari jus, soda, dan minuman manis lainnya.
- Jangan memberikan air putih berlebihan, terutama pada bayi.
- Tetaplah susui bayi agar asupan cairan dan nutrisi terjaga.
Segera ke dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berat, seperti bibir kering, menangis tanpa air mata, lemas, dan jarang buang air kecil.
Infeksi saluran kemih (ISK)

ISK terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan ISK adalah E. coli.
Bakteri yang berasal dari anus ini dapat menyebar ke saluran kemih karena kurang terjaganya kebersihan atau cara cebok yang salah.
Anak perempuan lebih rentan terkena ISK karena uretra mereka lebih pendek dan lebih dekat dengan anus. Kebiasaan cebok yang salah atau kebersihan yang kurang bisa menjadi pemicu utama.
Anak yang mengalami ISK biasanya memiliki gejala, seperti demam dan menggigil, nyeri saat buang air kecil, nyeri perut, sering buang air kecil, serta urine keruh dan berbau tidak sedap.
Mengajarkan anak cebok dengan benar (dari depan ke belakang), membiasakan anak minum banyak air putih, mengingatkan anak agar tidak menahan kencing merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak dari penyakit ISK.
Penyakit tangan-kaki-mulut

Penyakit ini dikenal dengan nama Hand Foot Mouth Disease (HFMD) atau flu Singapura. Penyebabnya adalah beberapa jenis virus.
Salah satu yang paling sering adalah virus Coxsackie A16. HFMD umumnya menyerang anak-anak berumur kurang dari lima tahun dan sangat menular. Penyakit ini ditandai dengan luka lepuh di mulut, serta ruam dan bintik merah di tangan dan kaki.
Satu hingga dua hari setelah demam, luka lepuh, seperti sariawan kemerahan akan muncul di lidah, gusi, dan pipi bagian dalam. Ruam kulit juga muncul di telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam tersebut juga dapat muncul di lutut, siku, bokong, atau area kelamin. Meski ruam penyakit ini kerap mirip cacar air, letak ruam cacar air biasanya dimulai dari bagian dada atau punggung lalu ke tangan maupun kaki.
Tidak ada pengobatan spesifik untuk HFMD. Obat-obatan yang diberikan sesuai dengan gejala yang diderita. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Infeksi telinga

Anak-anak sering mengalami infeksi telinga, yaitu otitis media. Infeksi ini terjadi di bagian tengah telinga, khususnya saluran eustachius, yang menghubungkan telinga, hidung, dan tenggorok.
Umumnya ditandai dengan demam, nyeri pada telinga, kesulitan mendengar dan tidur, serta keluarnya cairan dari telinga.
Jika anak Anda memiliki keluhan-keluhan seperti di atas, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.