Waspada Diabetes! Kenali dan Cegah Sejak Dini
Diabetes, 1 dari 10 penyakit paling mematikan di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 30 juta orang pada 2030!
Makanan yang kita konsumsi mengandung karbohidrat. Tubuh mencerna karbohidrat menjadi bentuk gula paling sederhana, yaitu glukosa.
Sel tubuh menggunakan glukosa menjadi sumber energi. Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat, hormon insulin yang dihasilkan pankreas bertugas mengontrolnya agar tetap dalam keadaan normal.
Namun, ada orang-orang yang tubuhnya tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan baik. Padahal, tanpa insulin, tidak ada yang mengunci gula darah. Akibatnya, kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Inilah yang disebut diabetes.
Jenis-jenis diabetes
Ada tiga jenis diabetes, yaitu:
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe ini terjadi pada seseorang yang tubuhnya tidak ada atau hanya memiliki sedikit insulin yang diproduksi pankreas.
Penyebabnya belum diketahui. Namun, diduga karena faktor genetik. Orang dengan diabetes tipe 1 harus menyuntikkan insulin setiap hari agar bertahan hidup.
2. Diabetes tipe 2
Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 terjadi saat sel-sel tubuh kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin). Biasanya, akibat gaya hidup dan pola makan tidak sehat.
Hormon insulin akan berusaha menyeimbangkan asupan gula yang dikonsumsi. Namun, saat asupan gula terlalu tinggi, pankreas tidak dapat mencukupi insulin yang dibutuhkan. Akibatnya, terjadi penumpukan kadar glukosa dalam darah. Faktor lainnya, riwayat genetik dan pernah didiagnosis diabetes gestasional.
3. Diabetes gestasional
Diabetes tipe ini dialami wanita hamil karena perubahan hormon. Namun, biasanya hilang setelah bayi lahir. Saat hamil, tubuh memproduksi berbagai hormon.
Peningkatan hormon menghambat kerja insulin dalam memproses gula darah. Penyebab lainnya, kelebihan berat badan, berusia lebih dari 25 tahun, riwayat genetik diabetes, dan memiliki kelainan hormon sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Selain itu, ada juga yang disebut prediabetes. Kondisi ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes tipe 2. Jika dibiarkan, seseorang dengan prediabetes berisiko mengalami diabetes tipe 2.
Kenali gejala diabetes
Tiga gejala khas diabetes, yaitu poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau mudah lapar).
Gejala lainnya, yaitu turun berat badan tanpa alasan yang jelas. Penglihatan kabur. Mudah lelah. Tangan dan kaki mati rasa atau kesemutan. Kulit kering. Luka yang sulit sembuh.
Ada juga gejala tertentu berdasar jenis kelamin. Misalnya, pada laki-laki mungkin terjadi disfungsi ereksi dan dorongan seksual yang menurun, sedangkan untuk perempuan, kemungkinan ditandai masalah infeksi saluran kemih dan vagina terasa kering.
Diabetes tipe 1 dapat terjadi pada usia berapa pun. Bisa berbulan-bulan hingga bertahun-tahun menyadarinya. Sementara, gejala diabetes tipe 2 sering kali disadari saat dewasa. Untuk mengetahui diabetes gestasional, perlu pengujian dokter yang bisa dilakukan sejak minggu ke-24 kehamilan.
Cegah diabetes
Hingga saat ini, belum diketahui cara mencegah diabetes tipe 1. Diagnosis dini mempercepat pengobatan dan penanganan.
Agar terhindar dari diabetes tipe 2, lakukan pola hidup sehat. Turunkan berat badan (jika obesitas). Konsumsi makanan sehat dan bergizi. Kurangi lemak jenuh!
Aktif berolahraga 3–5 kali seminggu selama kurang lebih 30–60 menit atau setidaknya 150 menit setiap minggu dengan intensitas sedang, seperti berlari atau jalan cepat bisa menjadi pilihan.
Diabetes tipe 2 dapat disebabkan riwayat diabetes gestasional. Memang, kondisi ibu akan membaik setelah bayi lahir. Kadar gula juga kembali normal. Namun, sekitar 50% perempuan dengan diabetes gestasional kemungkinan mengalami diabetes tipe 2!
Bagaimana menghindarinya? Upayakan mencapai berat badan ideal setelah melahirkan. Lakukan tes gula darah 6—12 minggu setelah bayi lahir.
Jika kadar glukosa dalam darah masih tinggi, kemungkinan mengalami diabetes tipe 2. Jika glukosa darah normal, wajib menjalani tes darah tiap 3 tahun sekali untuk mengetahui kemungkinan diabetes tipe 2.
Belum diketahui pencegahan diabetes gestasional. Namun, beberapa saran bisa dilakukan, seperti mengonsumsi makanan bergizi, memiliki berat badan ideal sebelum hamil, dan aktif olahraga.
Bagaimana cara mendiagnosis diabetes?
Semakin lama seseorang hidup dengan diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati, semakin buruk kondisi kesehatannya pada masa depan.
Diabetes didiagnosis melalui tes gula darah, seperti
- Tes gula darah sewaktu (GDS)
Dapat dilakukan kapan saja dan sendiri. Misalnya, dengan menggunakan glukometer. Jika ternyata kadar gula darah Anda mencapai 200 mg/dL atau lebih tinggi, temui dokter Anda.
- Tes gula darah puasa
Sampel darah diambil setelah berpuasa semalaman atau setidaknya selama 8 jam. Jika hasil menunjukkan 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih ditambah dengan gejala khas DM, tergolong sebagai diabetes. Jika hasil tes menunjukkan 100—125 mg/dL, tergolong prediabetes.
- Tes HbA1c
Tes yang menunjukkan rata-rata nilai gula darah selama beberapa bulan terakhir (2—3 bulan). Jika hasil menunjukkan 6,5% atau lebih dan dilakukan lebih dari satu kali, termasuk diabetes. Sementara itu, hasil tes antara 5,7—6,4% menunjukkan prediabetes.
Selain itu ada tes lain, yaitu tes toleransi glukosa oral, tes gula darah 2 jam post prandial, dan tes insulin C-Peptide.
Diabetes, Pemicu Masalah Kesehatan Lainnya
Orang dengan diabetes sangat mungkin mengalami masalah kesehatan lain. Misalnya, kerusakan ginjal. Ginjal bertugas menyaring limbah dari darah untuk diubah menjadi urin.
Diabetes membuat darah lebih banyak gula. Partikel gula darah yang lebih kental memungkinkan terjadinya kerusakan ginjal. Ketika rusak, penyaringan bermasalah. Limbah justru menumpuk di tubuh kita. Kencing manis pun tak terhindari.
Diabetes juga menyebabkan masalah gigi dan mulut. Air liur menjaga kesehatan gigi dengan mencegah pertumbuhan bakteri. Tingginya kadar glukosa justru memberi makan bakteri berbahaya yang ada di mulut. Inilah yang memicu timbulnya plak, karang gigi, penyakit gusi, hingga gigi tanggal.
Masalah kesehatan lain yang mungkin dialami, seperti penyakit jantung, masalah penglihatan, gangguan pendengaran, dan lain-lain.
Bagaimana dengan diabetes gestasional? Baik ibu maupun bayi memiliki risiko. Bayi mungkin lahir dengan berat badan berlebih, kadar gula darah rendah, atau mengalami diabetes tipe 2 pada masa depan.
Bagi ibu, berisiko mengalami diabetes tipe 2 dan diabetes pada kehamilan selanjutnya. Ibu mungkin mengalami preeklamsia (meningkatnya tekanan darah) dan komplikasi persalinan.
Jangan remehkan diabetes. Waspada dan perhatikan gaya hidup Anda untuk menghindari rasa sesal di masa depan.