GWS Medika Gelar CME Talk Bersama PanAsia dan PCC

oleh Kristihandaribullet
Bagikan artikel ini
Ditinjau oleh dr. Muthia Trisa Nindita
GWS Medika Gelar CME Talk Bersama PanAsia dan PCC
GWS Medika Gelar CME Talk Bersama PanAsia dan PCC

GWS Medika, sebuah klinik kesehatan di Jakarta, menggelar acara CME Talk (Continuing Medical Education) bersama PanAsia Surgery Group dan PCC (Parkway Cancer Center) (9/7). Seminar ini menghadirkan empat pembicara ternama dari Singapura untuk membahas berbagai topik kesehatan penting, seperti GERD, kanker hati, kanker prostat, dan kanker ginjal.

Dalam sambutannya, dr. Koh Hau Tek, Chief Medical Officer GWS Medika, menyampaikan komitmen GWS Medika untuk terus meningkatkan kualitas layanan melalui pembelajaran berkelanjutan.




"Dalam waktu dekat, kami akan mengutus beberapa dokter untuk mengikuti program observasi klinis di beberapa pusat kesehatan terkemuka di Singapura," ungkap dr. Koh.


"Selain itu, kami juga akan mengadakan seminar tentang infeksi saluran kemih pada bulan ini, dan sedang menjajaki program keperawatan," tambahnya.


dr. Almer Deta Tarandha, Project Team Lead & General Practitioner GWS Medika, bertindak sebagai moderator acara CME Talk. Acara yang berlangsung dari pukul 09.00—12.00 di Plaza Timor, Jakarta Pusat ini diikuti oleh para dokter dan perawat GWS Medika.



GERD: penyakit pencernaan yang bisa berakibat fatal


Sesi pertama menghadirkan dr. Edward Cheong, ahli gastroenterologi ternama dari PanAsia Surgery, Singapura.


Dalam pemaparannya, dr. Cheong menjelaskan bahwa GERD, atau penyakit refluks asam lambung, merupakan penyakit pencernaan yang cukup umum dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati dengan tepat.


"Sekitar 20% dari populasi memiliki GERD kronis," ungkap dr. Cheong. "Dua puluh persen di antaranya mengalami kerusakan pada lapisan kerongkongan."


Menurut dr. Cheong, kunci dari mengobati GERD adalah dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan yang sehat.


“Agar tidak kambuh, penderita GERD sebaiknya menghindari makanan berlemak, bawang-bawangan, tomat, dan buah yang memiliki rasa asam, seperti jeruk dan nanas. Hati-hati pecinta kopi dan alkohol. Anda sebaiknya menghindari jenis minuman ini jika tidak ingin pencernaan Anda bermasalah,” ungkap dokter yang memiliki pengalaman selama 28 tahun diundang sebagai dosen internasional dalam pertemuan bedah Gastro Intestinal di Inggris, Amerika, dan Eropa.


"Namun, jika kondisinya parah, GERD dapat diobati dengan pengobatan atau operasi," jelas dr. Cheong.



Penatalaksanaan Hepatoseluler Non Bedah Karsinoma (HCC)


Sesi berikutnya diisi oleh dr. Foo Kian Fong, ahli onkologi hepatobiliary-pancreas dari Parkway Cancer Centre, Singapura. dr. Foo membahas penatalaksanaan Hepatoseluler Non Bedah Karsinoma (HCC), atau kanker hati yang tidak dapat diobati dengan operasi.


"Tantangan utama dalam mengobati HCC stadium lanjut adalah disfungsi hati dan sirosis hati," ungkap dr. Foo.



Kanker prostat: deteksi dini kunci pengobatan


dr. Jay Lim Kheng Sit, ahli urologi dari PanAsia Surgery, Singapura, membahas kanker prostat. Beliau menjelaskan bahwa kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum pada pria.


"Di Indonesia, kanker prostat menempati peringkat ke-5 dan peringkat ke-13 penyebab kematian," jelas dr. Jay.


"Kanker ini dapat diobati jika diketahui sejak dini. Karena itu, pria yang telah berusia 50 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin. Apalagi bila menemukan gejala, seperti tidak bisa buang air kecil, kencing berdarah atau mendapati darah pada sperma."



Kanker ginjal: gejala dan faktor risiko


Sesi terakhir CME Talk menghadirkan dr. Wong Siew Wei, ahli onkologi medis dari Parkway Cancer Centre, Singapura. dr. Wong membahas kanker ginjal, yang lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.


"Salah satu gejala kanker ginjal adalah kencing berdarah," ungkapnya.

**



CME Talk ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tim medis GWS Medika tentang berbagai penyakit penting.


Dengan demikian, tim medis GWS Medika, klinik di Jakarta, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada pasien.